logo

Kampus

Olah Limbah Sampah, Tim PKM-K UGM Ciptakan Batako Anti Gempa

Olah Limbah Sampah, Tim PKM-K UGM Ciptakan Batako Anti Gempa
Tim PKMK UGM yang terdiri dari Mohammad Ridwan, Yohanes Mario Putra Bagus, Shafa Zahra Aulia, Ratri Dwiyanti dan Rakha Faiq Muyassar, berhasil membuat batako berbahan baku limbah sampah. Dibanderol seharga Rp 5.300 per buah, dalam sehari tim PKM-K UGM ini mampu memproduksi sebanyak 120 batako. (EDUWARA/Dok. Pribadi)
Setyono, Kampus10 Juli, 2024 22:59 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) berhasil membuat batako berbahan baku limbah sampah. Dibanderol seharga Rp 5.300 per buah, dalam sehari tim PKM-K UGM ini mampu memproduksi sebanyak 120 batako.

Tim PKMK UGM ini terdiri dari Mohammad Ridwan (Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan), Yohanes Mario Putra Bagus (Prodi Teknik Fisika), Shafa Zahra Aulia (Prodi Kimia), Ratri Dwiyanti (Prodi Akuntansi) dan Rakha Faiq Muyassar (Prodi Teknik Industri).

Mewakili rekan-rekannya, Yohanes Mario Putra Bagus mengatakan inovasi batako dikembangkan dari keprihatinan terhadap permasalahan sampah plastik.

“Sampah ini sulit terurai sehingga perlu penanganan. Karenanya, kami menjadikannya bahan baku pembuatan batako dengan dicampur oli bekas dan sampah sekam padi,” kata Mario, dilansir Rabu (10/7/2024).

Dijelaskan Mario, oli bekas dipilih sebagai bahan baku utama karena bermanfaat membasmi rayap. Sementara bahan abu sekam mengandung silika yang bisa meningkatkan kualitas batako agar tidak mudah retak.

“Mengolah ketiga bahan tadi untuk meningkatkan kualitas batako yang kita bikin,” katanya.

Dampak Gempa

Anggota Tim PKM-K UGM, Rakha Faiq Muyassar, menambahkan batako yang mereka buat mampu meminimalisir dampak dari gempa bumi.

“Desainnya dibentuk dengan gaya lateral untuk meminimalisir gempa dan menahan retakan dan patahan,” katanya.

Sedangkan anggota lain, Ratri Dwiyanti, menerangkan hasil inovasi bisa segera dijual setelah dilakukan penelitian mendalam terkait standar ketahanan dan kekuatan batako pada umumnya.

Untuk satu batako dijual dengan harga Rp 5.300 per biji. Setiap hari, mereka memproduksi sekitar 120 batako.

“Satu bijinya kita jual Rp 5.300. Sekarang kita promosi dan jual ke agen properti perumahan dan toko bangunan,” katanya.

Terkait komposisi ketiga bahan baku untuk produksi satu batako, Mario menyebutkan mereka menggunakan rasio penggunaan semen dan pasir 1 berbanding 6. Selanjutnya, untuk bahan sampah plastik yang sudah dipotong kecil dengan persentase 25 persen, abu sekam padi 10 persen dan campuran oli bekas 1-3 persen.

Read Next