logo

Kampus

Usai Masuk 200 Kampus Terbaik Dunia, UGM Deklarasikan Kampus Bebas Kekerasan

Usai Masuk 200 Kampus Terbaik Dunia, UGM Deklarasikan Kampus Bebas Kekerasan
Masuk 200 kampus terbaik dunia versi QS World University Ranking (WUR) 2023, UGM Yogyakarta menahbiskan diri sebagai kampus bebas tindakan kekerasan. (UGM)
Setyono, Kampus10 Juni, 2022 15:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Pasca masuk daftar 200 kampus terbaik dunia versi QS World University Ranking (WUR) 2023, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta kian gencar menerapkan jati diri sebagai kampus bebas tindakan kekerasan.

Dilansir pada Kamis (9/6/2022), dalam daftar QS WUR 2023, UGM mendapatkan kenaikan sebanyak 23 peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan posisi pada 254.  

Posisi ini menjadikan UGM menduduki peringkat pertama, disusul Institut Teknologi Bandung (ITB) di peringkat kedua dan Universitas Indonesia (UI) di peringkat ketiga. Sejak  2014, UGM tercatat telah mengalami peningkatan 270 peringkat dan terus meningkat setiap tahun.

"Terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini mendukung UGM, ini adalah hasil dari usaha kita bersama. Hasil ini adalah satu langkah maju dalam upaya perbaikan dari UGM," ucap Rektor UGM Ova Emilia.

Pada tahun ini, terdapat 2.464 perguruan tinggi dunia yang mendapat penilaian, sementara pemeringkatan dilakukan terhadap 1.422 perguruan tinggi yang memenuhi syarat. Di Indonesia terdapat 16 perguruan tinggi yang masuk dalam pemeringkatan QS WUR.

"Sejak 2019 lalu, UGM melakukan sejumlah upaya penanganan dan manajemen terhadap kekerasan di lingkungan kampus. Selanjutnya, komitmen ini dipertegas dengan Peraturan Rektor UGM Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual oleh Masyarakat UGM yang terbit setahun sebelum Permendikbudristek Nomor 30/2021  tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Peraturan Rektor UGM ini akan terus disinkronkan dengan Permendikbudristek," lanjut Ova.

Ia menjelaskan secara global universitas merupakan tempat kedua terbanyak terjadinya kekerasan seskual dan ini bukan hanya terjadi di Indonesia namun secara global.

Hal ini mendorong UGM sebagai institusi pendidikan mengembangkan sistem pencegahan tindak kekerasan seksual diantaranya seperti peningkatan literasi terhadap mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan, peningkatan keterampilan mengatasi kekerasan seksual, workshop series tentang SOP pencegahan dan penanganan kekerasan seksual termasuk aspek-aspek legalnya, dan lainnya.

Ova mengatakan sebagai salah satu terobosan dalam pelaporan, pencegahan dan penanganan kekerasan seksual maka di website resmi UGM juga telah disiapkan kanal khusus bernama Pusat Krisis. Kanal itu diperuntukan bagi sivitas kampus yang ingin melaporkan atau komplain terhadap tindak kekerasan yang dialami.

"Kita siapkan crisis center yang ada di website UGM dimana mahasiswa bisa mengakses secara online dari manapun untuk pelaporan. Apabila terjadi hal kedaruratan harapannya dengan sistem ini universitas bisa mengantisipasi dan mengatasinya dengan lebih baik dan lebih siap. Denga begitu, bisa mendorong terwujudnya lingkungan kampus yang aman dan nyaman dari berbagai bentuk kekerasan,"kata Ova.

Ketua Health Promoting University (HPU) UGM Yayi Suryo Prabandari sebagai kampus sehat baik secara fisik, mental, maupun sosial. Terdapat delapan kegiatan utama dari program kampus sehat ini, salah satunya adalah zero tolerance kekerasan, perundungan dan pelecehan.

"Program lainnya adalah literasi kesehatan, pola makan, aktivitas fisik, kesehatan mental,  kesehatan reproduksi, serta lingkungan hiudp sehat, aman, dan ramah difabel," tutupnya.

Read Next