logo

Kampus

Wapres Inginkan PTNU Tingkatkan Hubungan dengan DUDI

Wapres Inginkan PTNU Tingkatkan Hubungan dengan DUDI
Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), di Medan, Sumatera Utara, Rabu (8/3/2023). Rakernas yang berlangsung hingga Jumat (10/3/2023), dihadiri 1.000 pimpinan, guru besar, dan civitas akademika NU se-Indonesia. (EDUWARA/Dok. LPTNU)
Setyono, Kampus10 Maret, 2023 20:31 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), Wakil Presiden Ma'ruf Amin menginginkan PTNU lebih meningkatkan hubungan dan kemitraan dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

Diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Medan, Sumatera Utara, mulai Rabu (8/3/2023) hingga Jumat (10/3/2023), Rakernas ini dihadiri 1.000 pimpinan, guru besar, dan civitas akademika NU se-Indonesia.

"PTNU haruslah terus didorong untuk mengembangkan hubungan dan kemitraan dengan dunia usaha atau industri. Agar keduanya dapat maju bersama dengan mengembangkan sumber daya dan potensi lokal di tiap-tiap daerah lokasi PTNU," jelas Wapres Ma’ruf dalam rilis yang diterima Eduwara.com, pada Jumat malam (10/3/2023).

Menurut Wapres Ma’ruf, beragam peluang dan tantangan harus dihadapi dan disolusikan untuk menyelesaikannya, untuk memajukan pendidikan. Wapres Ma’ruf juga berkata bahwa menjadi rektor itu manajer, bukan scholar atau urusan akademik, dan harus memikirkan uangnya untuk pengembangan pendidikan tinggi itu.

"Ini tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara yang biasa. Mau tidak mau harus konsolidasi hubungan DUDI dengan kampus!" tegasnya.

Terbentuknya kolaborasi dengan DUDI dinilai akan mengakselerasi pengembangan PTNU karena keuangan negara maupun lembaga NU pastinya terbatas jika dibandingkan kebutuhan pendidikan yang sangat besar.

"Ada jutaan santri NU tersebar di dalam bahkan di luar negeri sebagai diaspora. Mereka sudah puluhan tahun berpengalaman di dunia pendidikan tinggi, serta memiliki peringkat penelitian (h-index) yang unggul," katanya.

PTNU harus mampu mengundang orang-orang pulang ke Indonesia untuk menjadi pengajar dan dosen.

Kampus Merdeka

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menerangkan bahwa santri peserta Kampus Merdeka secara rata-rata memiliki penghasilan yang lebih tinggi dibanding alumni yang tidak mengikuti program Kampus Merdeka.

"Waktu tunggu untuk mencari kerjanya setelah lulus pun lebih cepat," ucapnya.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga mengatakan banyaknya santri, diaspora, dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi di bawah naungan NU perlu dipersatukan menjadi satu sistem dalam membangun kekuatan bersama sehingga dapat mencapai sasaran-sasaran yang diharapkan.

 "Bagaimana mengkonsolidasikan lembaga-lembaga yang ada itu menjadi satu sistem sehingga bisa bergulat sebagai kekuatan bersama, dalam mencapai sasaran-sasaran yang lebih strategis," tegas Gus Yahya.

Lebih dari 400.000 mahasiswa di 2.700 kampus se-Indonesia telah mengikuti Program Kampus Merdeka yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Banyak di antaranya merupakan santri NU maupun mahasiswa dari Perguruan Tinggi NU, misalnya Universitas NU Surabaya dan Universitas NU Yogyakarta. Melalui Kampus Merdeka, mereka belajar banyak hal terkait teknologi digital di perusahaan terkemuka hingga startup unicorn.

Read Next