Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi universitas terbanyak yang mengirimkan mahasiswa untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Pada periode ini, sebanyak 7.162 mahasiswa UGM akan disebar ke 35 provinsi. Mereka akan terbagi dalam 261 unit.
Pelepasan mahasiswa KKN-PPM UGM ini dilaksanakan Jumat (28/6/2024) dan dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah.
Dilansir Minggu (30/6/2024), Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Arie Sudjito, menyampaikan bahwa jumlah mahasiswa KKN-PPM UGM pada Periode 2 ini tercatat sebanyak 7.162 mahasiswa.
“Mereka akan dibagi dalam 261 unit, yang tersebar 35 provinsi di Indonesia, 124 kabupaten dan 229 kecamatan. Sebaran ini termasuk menjangkau daerah 3T, seperti di Kepulauan Mentawai dan pulau Liki di Kabupaten Sarmi Papua,” katanya.
Para mahasiswa KKN-PPM, lanjut Arie, akan melaksanakan program mulai 1 Juli hingga 19 Agustus 2024. Mereka akan dibimbing 261 dosen pembimbing lapangan (DPL) dan 23 koordinator wilayah.
Rektor UGM, Ova Emilia, mengatakan penerjunan ribuan mahasiswa ini menjadi bentuk inklusivitas UGM dalam membangun bangsa. Selama di lokasi KKN-PPM, mahasiswa akan melaksanakan tiga hal penting, yaitu memetakan persoalan pangan, memberi solusi atas akses sumber daya agar ketersediaan kecukupan pangan, baik aspek produksi dan rantai pasok, serta melakukan kegiatan pelestarian lingkungan.
“Melalui kegiatan pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sebagai respon akan dampak atas perubahan iklim yang kita alami sekarang ini,” ujarnya.
Selain itu, kata Ova, mahasiswa KKN-PPM juga diminta memiliki empati, kepedulian, keuletan, etos kerja dan rasa tanggung jawab.
Pengembangan Leadership
Dalam wejangannya, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, berharap mahasiswa KKN-PPM selalu dekat dengan rakyat, menerapkan ilmu pengetahuan dan menjaga nama baik UGM.
“Dekatlah dengan rakyat. Tolong jaga nama besar dan nama baik ‘Gadjah Mada’. Ilmu pengetahuan yang Anda miliki, diabdikan untuk rakyat,” katanya.
Bagi Basuki, para mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan sehingga dalam melaksanakan KKN-PPM bisa mendengarkan aspirasi rakyat dan mampu mengembangkan karakter kepemimpinan dengan baik.
“Di era demokrasi, pemimpin harus mampu mendengarkan aspirasi rakyat. KKN sangat baik untuk pengembangan leadership dan KKN menjadi simbol bahwa UGM sebagai universitas kerakyatan,” tandasnya.
Menurut Basuki, mahasiswa yang berangkat KKN-PPM sekarang ini sejalan dengan program pengembangan SDM untuk Indonesia Emas 2045. Pembelajaran yang didapatkan oleh mahasiswa selama mengabdi di tengah masyarakat akan makin memperkuat kemampuan kepemimpinan sebagai calon pemimpin untuk 20 tahun mendatang.