Vokasi
16 Desember, 2021 10:00 WIB
Penulis:Bunga NurSY
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JAKARTA—Sebanyak 60 Sekolah Menengah Kejuruan memamerkan produk dan unjuk kemampuannya dalam acara Unjuk Tampil New Teaching Factory (TEFA) 2021 yang mengangkat tema Bangga Produk SMK, Bangga Produk Indonesia.
Dalam acara yang digelar pada Rabu (15/12/2021) itu, 60 SMK tersebut juga menjadi Penerima Bantuan Pemerintah New Teaching Factory 2021. TEFA 2021 awalnya diikuti oleh 949 SMK. Kemudian terseleksi 120 SMK dan akhirnya terpilih 60 SMK.
Acara ini menghadirkan berbagai aktivitas seperti pameran produk SMK TEFA, unjuk kemampuan SMK Tata Boga, serta makan malam guna memperkuat jejaring (networking dinner) antara SMK dengan dunia industri dan dunia kerja (Dudika).
Dalam Unjuk Tampil New Product TEFA 2021 tersebut hadir juga Chef Rahmat Kusnendi, President of Indonesia Pastry Alliance (IPA), serta perwakilan siswa SMKN 9 Bandung, dan SMKN 27 Jakarta.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada ranah vokasi.
“Salah satu komponen inti dari pengajaran SMK adalah membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan dan nantinya bermanfaat di dunia kerja,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Kemendikbudristek, Rabu (15/12/2021).
Lebih lanjut ia menjelaskan, teaching factory adalah suatu model pembelajaran yang berkelanjutan. Melalui teaching factory, peserta didik dapat meningkatkan keterampilan dengan praktik langsung.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan, pameran hasil produk TEFA 2021 bertujuan untuk meluncurkan produk-produk karya anak Indonesia hasil pendampingan dengan mitra industri.
“Hal ini memberi manfaat bagi SMK karena dalam meluncurkan produknya, SMK Teaching Factory membutuhkan pembukaan akses supaya SMK dapat mengenalkan produknya kepada masyarakat luas dan mitra industri,” ujarnya.
Dia menuturkan, acara ini terbuka bagi SMK TEFA, pelaku bisnis, dan seluruh SMK yang ingin mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang produk SMK serta bantuan teaching factory.
Adapun, Wikan menambahkan, bantuan pemerintah untuk mengembangkan TEFA bagi SMK bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan diproduksikan guna meningkatkan pembelajaran dalam SMK.
Penggunaan dana ini sebelumnya hanya mengacu pada keterserapan dana tersebut sebagai indikator keberhasilan. “Akibatnya, setelah bantuan berakhir SMK tidak dapat melanjutkan proses produksi atau tidak berkesinambungan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, jelas Wikan, dalam New Teaching Factory dilakukan pendekatan baru dalam pemberian bantuan pemerintah untuk TEFA 2021.
Sebelum diberikan bantuan, SMK calon penerima bantuan diberikan pemahaman mendasar tentang design thinking, Higher Order of Thinking Skills (HOTS), penguatan karakter, strategi penjabaran ide bisnis ke dalam konsep visual (business model canvas), hingga presentasi singkat guna memicu minat orang lain atas apa yang kita lakukan (elevator pitch).
Wikan menekankan bahwa indikator penilaian yang diterapkan bukan hanya proposal dan persyaratan administrasi lainnya, tetapi SMK harus melewati seleksi bertahap untuk menjelaskan ide bisnis maupun produknya. “Penggunaan dana nantinya sangat fleksibel, bukan hanya untuk peralatan, namun untuk pembelian bahan baku, manajemen dan pemasaran,” jelas Wikan.
Bagikan