Ajukan Usulan Riset tentang Pengelolaan Sampah Perkotaan, UWM Yogyakarta Terima Hibah Riset dari Kemenko PMK

22 Juli, 2022 23:29 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

22072022-UWM Hibah Riset dari Kemenko PMK.jpg
UWM Yogyakarta bersama dengan 34 universitas lainnya terpilih menerima hibah riset dari Kemenko PMK. UWM Yogyakarta mengajukan usulan riset berjudul ‘Penelitian Pengembangan Pendidikan Berbasis Education for Sustainable Development (Esd), Pendampingan Pengelolaan Sampah Perkotaan Terpadu Berbasis Masyarakat di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta'. (EDUWARA/Humas UWM Yogyakarta)

Eduwara.com, JOGJA - Usulan riset yang diajukan Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta terpilih untuk menerima hibah riset dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). UWM Yogyakarta bergabung dengan 35 universitas lainnya.

Usulan riset yang mendapatkan hibah berjudul 'Penelitian Pengembangan Pendidikan Berbasis Education for Sustainable Development (Esd), Pendampingan Pengelolaan Sampah Perkotaan Terpadu Berbasis Masyarakat di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta'.

Wakil Rektor III UWM Yogyakarta Puji Qomariyah menyatakan, usulan hibah riset didasari kenyataan buruk tentang kondisi sampah perkotaan. Sampah perkotaan dari hari ke hari semakin meningkat produksinya sejalan dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang meningkat.

"Gagasan ini menjadi bagian dari pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)," kata Puji yang juga Ketua Pelaksana Riset, Jumat (22/7/2022).

Penandatanganan hibah riset telah dilakukan pada Kamis (21/7/2022) di Jakarta.

Dalam proposal usulan, UWM mengajukan gagasan sistem pengelolaan sampah tanpa sisa (zero waste system), dengan regulator sekaligus pelaksana sepenuhnya masyarakat, posisi pemerintah sebagai fasilitator.

Gagasan partisipatif pengelolaan sampah tanpa sisa itu sebagai solusi tentang penanganan sampah kota yang berbiaya tinggi.

"Akibatnya, para pengelola sampah dari pemerintah kota-kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang  60 persen dari seluruh produksi sampahnya," ungkap Puji.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, mengutip data Bappeda DIY, produksi sampah setiap hari mencapai 1.133 ton. Sampah yang bisa diproses hanya 893 ton perhari sehingga terdapat sisa sampah yang tidak ditangani.

Selain dikelola oleh pemerintah, pengelolaan sampah DIY juga melibatkan pengelola kelompok-kelompok pengelola sampah 4R (reduce, reuse, recycle, replace) di kelurahan. Mereka beroperasi dengan dukungan Bank Sampah yang tersebar di 1.272 titik serta mampu mengelola mandiri sampah sebanyak 10 persen.

"Walaupun terdapat berbagai kelompok masyarakat mengatasi sampah, pengelolaan sampah kota belum teratasi sepenuhnya," katanya.

Dengan lokus sasar riset dan pengelolaan sampah tanpa sisa perkotaan di wilayah Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Puji menyebut, program ini bisa mendatangkan multi efek positif dari segi mengurangi volume dan pengolahan sampah secara mandiri.

"Strategi ini diharapkan dapat membantu menata ulang (revitalisasi) kawasan Njeron Beteng sebagai salah satu situs warisan budaya. Sekaligus adanya aktivitas ekonomi yang cukup besar berupa pasar, industri konveksi, pariwisata, serta kegiatan ekonomi lainnya terbebas dari sampah," kata dia.

Di Jakarta, penandatanganan hibah riset dilakukan Rektor UWM Edy Suandi Hami. Hadir pula Menteri Koordinasi PMK Muhadjir Effendi dan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Panut Mulyono.