Atap Sekolah Rawan Ambruk, Siswa SD Bantul Belajar di Area Parkir

11 November, 2022 18:14 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Bunga NurSY

image (2).png
Siswa SDN 3 Bantul terpaksa diungsikan ke area parkir untuk mendapatkan proses belajar mengajar. Dua ruangan yang diperuntukan untuk siswa kelas 1, kondisi atap dinyatakan rawan ambruk. (Eduwara/Setyono)

Eduwara.com, JOGJA – Rawan terkena bencana, siswa SDN 3 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpaksa diungsikan ke area parkir untuk mendapatkan proses belajar mengajar. Dua ruangan yang diperuntukan untuk siswa kelas 1, kondisi atap dinyatakan rawan ambruk.

Kepala SDN 3 Bantul Sumaryatun saat dihubungi, Jumat (11/12/2022) menceritakan sekolahnya sejak 1997 silam sampai sekarang belum pernah mendapatkan proses rehabilitasi atau perbaikan.

"Sejak 3 November kemarin kami memutuskan menyediakan ruang darurat di area parkir sebagai pengganti dua ruangan yang diperuntukkan untuk kelas I A dan I B. Rangka dan kuda-kuda penahan atap di kedua ruangan itu keropos semua," kata Sumaryatun.

Sebagai antisipasi tidak terjadi bencana yang membahayakan anak didiknya, para guru kemudian berinisiatif menjadikan area parkir yang beratap asbes menjadi dua ruang kelas yang masing-masing berisi 26 siswa.

Meski dalam kondisi aman, namun dari sisi kenyamanan, Sumaryatun mengatakan suasana ruang kelas sangat tidak memadai. Selain panas, walau sudah tersedia empat kipas angin. Namun saat hujan turun, para siswa harus menghindari percikan air jatuh lewat perbatasan asbes dan tembok.

"Jika cuaca datang tidak kondusif, seperti hujan angin. Para guru sepakat untuk memindahkan proses belajar mengajarnya di mushola dan perpustakaan," katanya.

Berdasarkan kesepakatan guru serta komite sekolah, Sumaryatun menyatakan supaya kelas satu tidak jadi korban pihaknya berupaya mendidik siswa yang lain terkait rasa empati dengan menggilir semua siswa belajar di ruang darurat.

Berkaca dari kejadian tersebut, Sumaryatun berharap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bantul melakukan perbaikan pada dua ruang kelas yang sudah dikosongkan. Semua itu agar memberikan rasa nyaman kepada puluhan anak didiknya saat belajar.

"Kami selalu berharap kondisi ini bisa ditangani dinas dan pemerintah. Karena kalau dana dari sekolah tidak memungkinkan juga. Sebelum tahun ajaran baru sudah kembali normal, atau Maret sudah selesai agar anak-anak saya tidak terlalu lama belajar di area parkir," katanya.