Berkarier di RS Kuwait, Alumnus D3 Keperawatan UMM Berbagi Kiat Sukses

22 Mei, 2022 00:15 WIB

Penulis:Fathul Muin

Editor:Ida Gautama

21052022-UMM Alumni kerja di Kuwait.jpg
Shanti Kuswandari, alumnus D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sukses berkarier di Kuwait. (EDUWARA/Istimewa)

Eduwara.com, MALANG — Shanti Kuswandari, alumnus D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses meniti karier di Kuwait sebagai staf kesehatan Rumah Sakit Mubarak Al Kabeer. Dia bekerja di Intensive Care Unit (ICU). 

Resep sukses Shanti Kuswandari adalah mempersiapkan diri sebelum bekerja di luar negeri serta menguasai bahasa asing.

Shanti, sapaan akrabnya, menegaskan UMM memiliki peran yang signifikan dalam perjalanan kariernya. Salah satunya, motivasi yang senantiasa disuntikkan kepada para mahasiswa untuk dapat berkarier di luar negeri.

Saat itu, kata Shanti, ada seorang dosen yang sempat bekerja di luar negeri yang menceritakan bahwa pendapatan yang diterima sangatlah besar jika mampu bekerja di negara-negara maju. 

"Hal itu membuka hati dan membuat saya memantapkan hati bahwa kelak saya harus bisa berkarier di dunia mancanegara. Saya harus mimpi besar," katanya, Sabtu (21/5/2022).

Dukungan dan bimbingan juga dia dapatkan dari pihak kampus. Begitupun dengan bekal ilmu agama yang mumpuni sehingga tidak hanya memiliki kemampuan profesi saja, tapi juga etika diri yang bagus.

Sebelum bekerja di Kuwait, Shanti sempat bekerja di RSI Aisyiyah Malang. Pada 2001, wanita asli Malang ini mencoba ikut beberapa program untuk bisa bekerja di luar negeri. Dia pun meningkatkan kemampuan bahasa Inggris serta skill keperawatan sehingga akhirnya sukses berangkat ke Kuwait pada 2004.

Kehidupan di Kuwait sedikit banyak mengubah hidup Shanti, baik dari aspek finansial, pendidikan serta sisi religiusitasnya. Banyak pengalaman hidup baru yang belum pernah dia rasakan di tanah air. 

Meski begitu, Shanti juga harus menghadapi banyak tantangan, mulai dari perbedaan budaya, makanan, adaptasi kultur kerja dan lainnya. Beruntung, Shanti dikelilingi oleh teman dan staf rumah sakit yang mau membantu di kala dia kesusahan.

Shanti berpesan agar para mahasiswa dapat sedini mungkin mempersiapkan diri jika ingin bekerja di luar negeri, yakni mempelajari kemampuan bahasa asing, utamanya bahasa Inggris.

Kalaupun memilih Kuwait sebagai negara tujuan, bahasa Inggris masih menjadi pilihan pertama karena kebanyakan masyarakat dalam berkomunikasi tidak menggunakan bahasa Arab.

"Terus belajar dan jangan cepat puas. Menurut saya, teman-teman mahasiswa sekarang bisa lebih mudah dengan adanya trainingcenter milik UMM. Tidak hanya Kuwait saja, tapi juga ada pilihan negara lain yang bisa dicoba seperti Jepang. Memang butuh waktu untuk mengikuti pelatihan, tapi percayalah hal itu tidak akan sia-sia," ucapnya.