Kampus
28 Desember, 2022 21:16 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com,JOGJA - Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada, Rifkanisa Nur Faiza menorehkan prestasi di ajang Asian Medical Student Conferences (AMSC) 2022.
Bersama dua rekannya dari Universitas Indonesia dan Universitas Sam Ratulangi, Faiza mewakili Indonesia sebagai juara pertama lomba poster ilmiah setelah berkompetisi melawan 27 tim dari negara lain.
Sebelum berlaga di ajang yang berlangsung di Korea Selatan, Faiza aktif menjadi research team di Asian Medical Student Association (AMSA) Indonesia.
"Saya bergabung di AMSA awalnya mengembangkan minat di bidang riset. Di sana saya mendapat banyak koneksi dengan mahasiswa kedokteran dari seluruh Indonesia," jelasnya, Rabu (28/12/2022).
Setelah mendapat info lomba bernama AMSC, Faiza lantas mengajak dua kawan lain dari universitas lainnya. Dari riset dan kolaborasi bersama, akhirnya mereka berhasil menciptakan sebuah karya poster ilmiah.
Karya ketiga mahasiswa yang dilombakan dalam AMSC 2022 berjudul 'Breaking Through Barriers on Improving Balance and Gait in Parkinson's Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis of Virtual Reality Telerehabilitation'.
Karya ini, menurut Faiza, fokus pada kajian tentang tentang efektivitas dari Virtual Reality (VR) Telerehabilitation pada pasien Parkinson Disease.
"Hasil anailisi tim, VR terbukti dapat meningkatkan keseimbangan dan fungsi motorik pada pasien parkinson disease secara signifikan," jelasnya.
Melalui VR ini, maka proses rehabilitasi pasien parkinson disease bisa dilakukan tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke rumah sakit dan dapat dilakukan di rumah (telerehabilitation).
"Sehingga meminimalkan risiko infeksi (di masa pandemi) maupun komplikasi lainnya," ungkap Faiza.
Meski sempat kesulitan mencocokkan jadwal antar-anggota yang memiliki kesibukan masing-masing, Rifka mengaku sangat bersyukur karena timnya solid.
Selain itu, dukungan yang luar biasa dari lingkungan kampus masing-masing terutama para dosen juga menambah semangat mereka. Bahkan, tahapan brainstorming untuk membahas ide dilakukan cukup intens karena betul-betul ingin membawakan ide yang inovatif dan solutif untuk menjawab permasalahan terkait di Indonesia maupun global.
"Kami tidak ingin hanya sekedar membuat karya untuk ikut lomba karena kami juga ingin apa yang kami susun itu memang nantinya impactful untuk clinical practice," tutupnya.
Bagikan