Buku Kurikulum Merdeka Belajar Gunungkidul Ajarkan Kearifan Lokal

01 Juni, 2023 23:59 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

01062023-GK buku kurikulum merdeka belajar.jpg
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menerima 34 judul buku Kurikulum Merdeka Belajar dari Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Nunuk Setyowati. Ke-34 judul buku Kurikulum Merdeka Belajar, yang diluncurkan Dinas Pendidikan Gunungkidul ini, diperuntukkan mulai jenjang PAUD sampai SMP dan akan menjadi pegangan para tenaga pendidikan di Kabupaten Gunungkidul. (EDUWARA/Dok. Humas Kabupaten Gunungkidul)

Eduwara.com, JOGJA - Sebanyak 34 judul buku Kurikulum Merdeka Belajar, yang bakal menjadi pegangan para tenaga pendidikan, diluncurkan Dinas Pendidikan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku-buku ini diperuntukkan mulai jenjang PAUD sampai SMP. 

Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Nunuk Setyowati menjelaskan penyusunan buku Kurikulum Merdeka Belajar ini dilakukan oleh 370 guru.

"Buku Kurikulum Merdeka Belajar ini merupakan pegangan guru untuk pendampingan ke peserta didik guna meningkatkan kualitasnya," jelas Nunuk Setyowati, Kamis (1/6/2023).

Dalam penyusunannya, 370 guru ini berfokus pada materi-materi Merdeka Belajar yang mengutamakan karakteristik lokal Gunungkidul sebagai khasanah maupun pengayaan di setiap sekolah.

Nunuk melaporkan hasil dari kegiatan tersebut, diterbitkan menjadi 34 buku yang terdiri satu untuk pegangan Disdik Gunungkidul,  dua buku untuk jenjang PAUD, 12 buku untuk jenjang SD 12 buku, dan jenjang SMP terdiri 20 buku.

"Selain itu, kami juga meluncurkan Pojok Terasa atau literasi, numerisasi, dan sains yang diharapkan dapat menambah minat baca masyarakat," kata Nunuk.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengaku senang dengan peluncuran 34 buku yang sepenuhnya disusun oleh guru-guru sekolah di Gunungkidul. Bukan tanpa alasan, dengan diluncurkannya Buku Kurikulum Merdeka Belajar menjadi jawaban dari para guru atas tantangan Sunaryanta.

"Sudah menjawab apa yang menjadi statemen saya, apakah tidak ada orang pintar di Dinas Pendidikan, dengan ini membuktikan bahwa mampu," ucapnya.

Ia mengakui dengan memasukkan  konsep kearifan lokal ke dalam buku diharapkan anak didik atau peserta didik di Gunungkidul tidak memperoleh konsep pendidikan yang berbeda dan tidak terdoktrin dengan konsep-konsep dari luar negeri.

Sunaryanta menegaskan dari 370 penulis yang telah memberikan bahan bacaan kepada peserta didik, ada sekitar 131 penulis yang nanti akan diberikan penghargaan.