Cegah Bullying pada Anak, SD Muh 1 Ketelan Undang Polresta Solo

21 Januari, 2022 21:41 WIB

Penulis:M. Diky Praditia

Editor:Ida Gautama

21012022-Bullying.jpg
Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo mengikuti penyuluhan Bullying oleh Polresta Solo, Jumat (21/1/2022). (EDUWARA/M Diky Praditia)

Eduwara.com, SOLO -- Suasana riang gembira terlihat di halaman SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Jumat pagi (21/1/2022). Dengan mengenakan seragam Hizbul Wathan, anak-anak duduk di kursi berjejer membentuk huruf U. Rupanya sekolah sedang mengadakan penyuluhan tentang Bullying untuk para siswa. 

Dalam acara tersebut, sekolah yang mendapatkan label sebagai Sekolah Pendidikan Karakter tingkat nasional itu, mengundang anggota Polresta Solo sebagai pembicara dalam penyuluhan. Anak-anak begitu antusias dan khusyuk mendengarkan materi tentang bullying yang disampaikan oleh polisi.

Salah seorang siswa kelas IV, Alvaro Rafasya merasa senang bisa melihat dan mendapatkan materi dari polisi secara langsung. Menurutnya dia menjadi lebih paham tentang bullying. Dirinya mengaku pernah menjadi korban bullying oleh teman di sekitar rumahnya.

"Dulu saya pernah di-bully oleh teman-teman rumah. Mereka merundung saya. Saya sempat ingin membalas tapi enggak jadi karena saya tahu itu perbuatan tidak baik," kata dia dengan sumringah sembari merapikan face shield yang dipakainya.

Sementara itu, seorang siswa menceritakan di depan teman-temannya. Empat setengah tahun lalu saat ia masih bersekolah TK, ia pernah didorong oleh temannya di kamar mandi. Kakinya sampai berdarah. 

“Saya sudah memaafkan meskipun dia [perundung] tidak meminta maaf kepada saya," ucapnya saat ditanya oleh pemateri apakah ia sudah memaafkan perbuatan temannya itu. 

Pemateri memang sengaja meminta anak yang pernah menjadi korban bullying untuk maju ke depan. Tujuannya agar anak-anak tidak menjadi pelaku sekaligus mencegah temannya agar tidak mem-bully.

Kanit Bilponmas Polresta Solo, IPTU Heny Sofianti menuturkan ada beberapa faktor penyebab terjadi bullying pada anak-anak, antara lain faktor keluarga. Orang tua yang terbiasa berbicara keras dan memarahi membuat anak berpotensi menjadi korban bullying. Hal itu karena anak menjadi pribadi yang pendiam, tertekan, dan takut.

"Terkadang anak tidak tahu bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu termasuk bullying, misal usil mengambil alat tulis, hingga membuat temannya menangis. Oleh karena itu kami memberikan pemahaman kepada mereka tentang bullying biar mereka tahu. Harapannya supaya mereka tidak menjadi korban dan pelaku bullying," paparnya kepada Eduwara.com selepas acara selesai.

Semantara itu, Wakil Kepala (Waka) Bidang Humas SD Muh 1 Solo, Jatmiko mengatakan kegiatan penyuluhan bullying ini merupakan salah satu agenda dari program Sekolah Penggerak. Tujuannya untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

"Untuk itu anak-anak harus diajari tentang bahaya perundungan. Sejak kecil memori anak ditanamkan arti toleransi. Anak diberitahu bahwa perbedaan akan selalu ada. Namun hal itu harus disikapi secara bijak. Sebagai manusia maka harus kemanusiaan manusia," ujar dia.

Jatmiko menambahkan, selain acara penyuluhan tersebut, setiap pembelajaran di kelas siswa diberi pelajaran akan kasih sayang kepada sesama. Tidak hanya siswa, orang tua siswa juga diberi pemahaman hal serupa di tiap awal tahun.