logo

Sekolah Kita

SLB Negeri Karanganyar Bekali Siswa dengan Keterampilan, Apa Saja Ya?

SLB Negeri Karanganyar Bekali Siswa dengan Keterampilan, Apa Saja Ya?
Dua siswa jenjang SMA Tunagrahita SLBN Karanganyar sedang berlatih Tari Merak, Rabu (19/1/2022). (Eduwara.com/K. Setia Widodo)
Redaksi, Sekolah Kita21 Januari, 2022 05:30 WIB

Eduwara.com, KARANGANYAR—Program keterampilan merupakan salah satu program yang diterapkan Sekolah Luar Biasa  Negeri (SLBN) Karanganyar. Program itu meliputi tata boga, tata busana, tari, dan musik.

Perlu metode khusus dalam menyampaikan materi kepada siswa sekolah itu. Seperti yang dikatakan guru seni musik, Rusyanto, bahwa metode yang diterapkan kepada anak didik yaitu pendekatan secara individual.

"Anak-anak di sini kan secara spesifik mempunyai hambatan. Maka kami menggunakan sisi kelebihannya. Umpamanya anak tunanetra memiliki kelebihan daya ingat yang luar biasa," kata dia ketika diwawancarai Eduwara.com, Rabu (19/1/2022), seusai kegiatan pembelajaran.

Menurut dia, sebagai perbandingan, anak umum memerlukan lima hingga sepuluh kali pengulangan untuk menghafal satu bait lagu. Sedangkan anak tunanetra hanya memerlukan maksimal tiga kali pengulangan.

"Bahkan untuk menghafalkan satu lagu biasanya memerlukan waktu paling tidak 10 menit. Mereka kadang lima menit pun sudah hafal," tambah dia.

Alifah Naila Yuliana Kusumaningtyas bermain dram dalam latihan musik siswa SLBN Karanganyar, Rabu (19/1/2022). (Eduwara.com/K. Setia Widodo)

 

Rusyanto menjelaskan program keterampilan di SLBN Karanganyar merupakan program berkelanjutan. Sehingga membutuhkan uji coba dan mengembangkan metode yang dianggap sesuai untuk mengoptimalkan potensi siswa.

Metode Pengajaran

Setelah menemukan metode yang cocok kepada masing-masing siswa, menurut dia jangankan belajar satu jam, satu hari full pun siswa akan ikut. Hal itu dikarenakan siswa sudah merasa senang.

"Rata-rata anak-anak kalau di pelajaran atau yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan mungkin agak kurang. Tetapi jika di keterampilan dan kesenian mereka sangat menjiwai," tambah dia.

Di sisi lain, guru Seni Tari SLBN Karanganyar, Elfitriani Kusumawati menggunakan metode yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Misalnya untuk siswa tunarungu, dia menggunakan gerakan tangannya untuk cepat lambat tempo. Sedangkan bagi siswa tunagrahita dilakukan pengulangan hingga hafal.

"Siswa tunanetra lebih cepat hafal, namun pendekatannya menggunakan meraba. Misal saya contohkan tangan ngithing nanti mereka meraba dan menirukan," kata dia.

Menurut Elfi, untuk mempelajari satu tarian setidaknya membutuhkan 10 hingga 15 kali pertemuan. Lamanya waktu itu juga memerhatikan unsur tari yaitu wiraga, wirama, dan wirasa.

Suasana latihan musik siswa SLBN Karanganyar, Rabu (19/1/2022). (Eduwara.com/K. Setia Widodo)

 

Pantauan Eduwara.com di sekolah itu, terlihat dua siswa sedang menari. Menurut Elfi, sebenarnya ada tiga siswa yang membawakan tari merak. Tari itu dibawakan dua siswa SMA tunagrahita dan satu siswa SMP tunarungu.

Setelah tari selesai, dilanjutkan latihan musik band. Menurut Rusyanto kelompok itu terdiri dari dua siswa tunanetra yang memainkan dram dan piano. Kemudian satu siswa tunagrahita menjadi vokalis.

Pemain dram, Alifah Naila Yuliana Kusumaningtyas atau biasa disapa Lia mengatakan dia sudah belajar bermain drum sejak Kelas III SD. Lia mengaku gampang-gampang susah dalam memainkan drum. Lia berpesan kepada semua yang masih sekolah untuk tetap semangat belajar.

"Semangat belajar, kalau diajari gurunya jangan celelekan atau gojekan. Enggak boleh nakalin saudaranya. Kalau diajarin guru Matematika atau yang lain harus memerhatikan," pesan Lia yang juga siswa kelas V jenjang SD sekolah itu. (K. Setia Widodo)

Editor: Riyanta

Read Next