Bisnis
06 April, 2022 19:44 WIB
Penulis:Fathul Muin
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, MALANG — Lahirnya ribuan amal usaha Muhammadiyah tujuannya bukan hanya untuk upaya ekonomi, tapi juga usaha untuk menebar kebajikan kepada sesama serta untuk memberdayakan umat demi menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Khozin, mengatakan hal tersebut pada Safari Ramadan UMM, Selasa (5/4/2022).
"Jika dilihat sebagai suatu gerakan, Muhammadiyah telah mengembangkan banyak hal di beragam aspek seperti kesehatan, pendidikan, sosial serta ekonomi. Dari situ lahirlah ribuan amal usaha yang tujuannya bukan hanya untuk upaya ekonomi tapi juga usaha untuk menebar kebajikan kepada sesame," katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah bisa dilihat dari berbagai sisi. Muhammadiyah bisa dilihat sebagai suatu ideologi atau nilai, gerakan, paham keagamaan, bahkan juga bisa dilihat sebagai organisasi.
Dia mengingatkan, AR Fachruddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1968-1990, senantiasa mendorong para muslim untuk menjadi orang yang kaya raya namun tetap mengerjakan salat, bersedekah, mendirikan qiyamul lail, berupaya untuk wakaf dan perbuatan baik lainnya.
Khozin melanjutkan dengan menyebut perbuatan yang membuat orang dicintai oleh Allah sekaligus sesama manusia, satu di antaranya membiasakan sikap zuhud. Menurut dia, pemaknaan dan penafsiran zuhud terus mengalami perkembangan seiring zaman. Dulu zuhud ditafsirkan dengan sikap membenci dunia dan beralih ke aspek akhirat kemudian memutuskan hanya untuk memilih Tuhan.
"Namun sekarang zuhud dipahami sebagai sikap yang memandang dunia secara proporsional dan wajar," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Rektor UMM Fauzan mengatakan bulan puasa ini menjadi momen yang tepat untuk ber-muhasabah diri. Dengan begitu, manusia bisa berusaha untuk berperilaku baik serta memiliki keberterimaan akan tugas yang diemban.
Ramadan juga bisa menjadi momen untuk meningkatkan layanan diiringi dengan kebaikan seperti keramahan dan kesopanan kepada para klien di tiap-tiap unit usaha milik Kampus Putih.
Menurut dia, menahan lapar dan haus hanyalah sebuah ritual. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengevaluasi diri, menghilangkan apa yang tidak baik sekaligus meningkatkan aspek-aspek yang sudah baik.
"Untuk bisa menjalankan cara berpikir seperti itu, maka perlu adanya introspeksi dan muhasabah yang berkelanjutan," tuturnya.
Dia juga mendorong para pegawai yang ada di unit bisnis milik UMM untuk menjadi seorang yang membawa angin segar. Menyelesaikan masalah yang muncul di masyarakat, bukan malah menjadi sumber masalah yang menyengsarakan umat.
Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Wakidi, mengingatkan pegawai yang ada di unit usaha UMM merupakan ujung tombak dalam menyebarkan kebaikan dan dakwah. Adapun dakwah tidak melulu dengan ceramah, tapi juga menampakkan perilaku yang lebih santun, ramah, akrab serta baik kepada siapapun.
"Dengan begitu, harapannya semakin banyak masyarakat yang tersentuh hatinya. Tidak hanya karena ceramah di masjid-masjid tapi juga dakwah teladan yang bapak dan ibu lakukan. Maka, saya mengajak untuk berdakwah melalui bidang yang sedang bapak-ibu geluti," ucapnya.
Bagikan