logo

Art

Babad Pajajaran Milik Butet Dilatinkan Ridwan Kamil

Babad Pajajaran Milik Butet Dilatinkan Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendukung penerjemahan dan melatinkan kitab Babad Pajajaran milik seniman Butet Kertaradjasa, Rabu (6/4/2022). Ini sebagai perwujudan rekonsiliasi antara kebudayaan Jawa dan Sunda. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Art06 April, 2022 18:16 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan pihaknya akan mendukung penuh upaya menerjemahkan dan melatinkan kitab Babad Pajajaran milik seniman Butet Kertaradjasa. Usaha ini sebagai perwujudan rekonsiliasi antara kebudayaan Jawa dan Sunda.

Kesepakatan ini dicapai Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, dengan Butet saat mereka berdua bertemu di kediaman Butet di Dusun Kembaran, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (6/4/2022).

"Apa yang kita sepakati ini dalam rangka berpikir membangun kehangatan Jawa dan Sunda. Tentunya ini akan melibatkan sastrawan dan penyair untuk menarasikan dalam bentuk prosa," kata Kang Emil.

Baginya, dukungan yang diberikan untuk menerjemahkan dan melatinkan supaya kitab yang bertulis Jawi Kuno bisa dibaca dan nantinya diprosakan dalam narasi yang bisa dibaca generasi sekarang.

"Sehingga nantinya orang Jawa dan orang Sunda bisa membaca nilai-nilai kearifan budaya kitab Babad Pajajaran yang ditulis pujangga Jawa masa lalu," lanjutnya.

Langkah ini, menurut Kang Emil, merupakan tindak lanjut dari komitmennya dengan Gubernur DIY dalam program muhibah kebudayaan. Jika di tahap pertama melibatkan 'Goverment to Goverment', maka program ini berbasis 'Community to Community'.

"Kami ingin ada kerjasama kegiatan antara seniman Yogyakarta yang mewakili Jawa dan seniman Jabar yang memiliki Sunda. Konkretnya ternyata ada cerita Babad Pajajaran yang kita belum tahu isinya apa," sambungnya.

Dirinya berharap, apa yang dilakukan kali ini dengan membangun dialog kebudayaan bisa mendinginkan suhu politik yang beritanya semakin memanas. Yogyakarta dan Jabar fokus memberikan kesejukan supaya imbang.

Sebagai kawan lama di dunia kesenian, Butet menyambut baik ide itu. Baginya penerjemahan dan penulisan latin kitab Babad Pajajaran koleksinya akan memberi pandangan lain dengan mitos sejarah ketegangan antara dua kebudayaan ini.

"Ngobrol-ngobrol kemudian muncul ide itu. Ini salah satu dari sembilan buku antik yang saya miliki. Dulu dapat dari pedagang barang-barang antik. Bukunya tebal dan beraksara Jawa kuno tulisan tangan. Saya belum pernah baca," kata Butet.

Sejak Selasa (5/4/2022), Kang Emil hadir di Yogyakarta sebagai pembicara di Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Di kedua kampus itu, Kang Emil meminta pemuda Indonesia generasi saat ini tidak bertengkar, menjunjung persamaan, tidak melihat perbedaan sebagai kebencian, dan menjadikan perbedaan sebagai rahmat.

Read Next