Gagasan
17 Mei, 2022 07:58 WIB
Penulis:Bunga NurSY
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JAKARTA—Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim memaparkan konsep Merdeka Belajar yang sudah berjalan selama tiga tahun terakhir dalam forum Asia-Pacific for Economic Cooperation (APEC).
Dalam pernyataan resmi lewat video di acara Kelompok Kerja Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources Development Working Group/HRDWG) APEC di Bangkok, Thailand, Nadiem kembali menjelaskan bahwa Merdeka Belajar bertujuan untuk memerdekakan pembelajaran anak-anak Indonesia.
Selama ini, kata Nadiem, pembelajaran terlalu berorientasi pada hafalan dan kurikulum mulai tertinggal dari kemajuan abad 21.
Salah satu inisiatif kebijakan Merdeka Belajar adalah Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum Merdeka juga didukung dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar yang dapat membantu guru memahami, mengembangkan diri, dan berbagi pengalaman Kurikulum Merdeka.
“Kita juga memerdekakan guru-guru dari beban administratif yang berlebihan, terbatasnya kesempatan pengembangan diri, dan dari kurikulum yang terlalu rinci, yang menghalangi kreatifitas dan talenta guru,” jelasnya seperti dikutip dari siaran pers Kemendikbudristek, Senin (16/5/2022).
Nadiem mengatakan, dirinya percaya bahwa pendidikan yang memerdekakan adalah cara untuk memulihkan pembelajaran.
Pada posisinya sebagai ketua tahun ini, Thailand mengambil tema Shaping Smart Citizens with Digitalization and Eco-Friendly Awareness dalam bidang pendidikan. Tema ini diusung untuk mendukung tema besar APEC 2022, yakni Open, Connect, Balance .
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Thailand, Treenuch Thienthong ketika mengawali pembukaan forum, menegaskan bahwa pendidikan yang inklusif dan berkualitas, pendidikan yang memerdekakan yang membantu mengembangkan kemampuan esensial menjadi kunci sukses di dalam menjalani abad 21.
“Kami ingin membangun masyarakat APEC menjadi warga negara pintar (smart citizens), yang berperan sebagai kunci dan motor penggerak pembangunan APEC,” urai Treenuch.
APEC melaksanakan pengembangan sumber daya melalui tiga jaringan kuncinya, yakni Capacity Building Network (CBN), Education Network (EDNET), dan Labour and Social Protection Networks (LSPN).
EDNET sebagai jaringan pendidikan pada pertemuan tahunannya yang ke-39 ini berfokus pada pembahasan bertema Quality Education for Sustainable Growth in APEC Members Thailand, Australia, Cina, Indonesia, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Rusia, dan Singapura menyampaikan komitmen kebijakan dan praktik baik di ekonomi masing-masing.
Dalam forum itu, dipaparkan bahwa tantangan pendidikan seperti kesenjangan akses dan kualitas pembelajaran yang kemudian diperparah oleh pandemi Covid-19 tak hanya mengadang Indonesia, namun juga anggota ekonomi APEC dan wilayah perbatasan sekitarnya.
Oleh karena itu, pendidikan merupakan upaya bersama dan berbagai pihak harus saling bahu-membahu untuk mewujudkan pemulihan pembelajaran pasca pandemi dan meningkatkan kualitas pendidikan untuk semua.
Bagikan