Di UNPAD, Doa Ibu UMY Rebut Juara Pertama Mediation

29 Mei, 2022 05:45 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

29052022-UMY Doa Ibu.jpg
Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi UMY yang tergabung dalam tim 'Doa Ibu Creative' meraih juara pertama lomba Mediation di ajang Epicentrum 2022 yang digelar UNPAD. (EDUWARA/Humas UMY)

Eduwara.com, JOGJA - Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam tim 'Doa Ibu Creative' meraih juara pertama lomba Media in Action (Mediation) di ajang Epicentrum 2022. 

Ini merupakan sebuah perlombaan bergengsi yang diadakan Universitas Negeri Padjajaran (Unpad) pada Jumat (20/5/2022). Tim 'Doa Ibu Creative' ini diprakarsai Daffa Uddin, Raihan Herdiansyah, Humam Alwafi, Najmi Sa'idah, dan Wildan Sudar.

Mengusung tema 'Aksesibilitas Informasi Media terhadap Limbah Medis Rumah Tangga', Mediation yang menggunakan konsep productionhouse ini mengharuskan peserta menghasilkan tiga luaran lomba dalam bentuk videografi, audio, dan poster digital. 

"Rangkaian festival ini cukup panjang. Dari open registration pada 15 Maret - 15 April 2022, termasuk pemberian brief. Kemudian awal Mei 2022 pengumuman finalis, berlanjut final session untuk kembali presentasi pada 19 Mei 2022 dan berakhir pada pengumuman pada 20 Mei 2022," jelas Najmi Sa'idah mewakili teman-temannya, Sabtu (28/5/2022).

Tim UMY berhasil mengalahkan empat tim lain di final. Mereka membawakan karya yang berfokus pada permasalahan limbah infeksius yang tidak hanya merugikan bagi penderita Covid-19 saja.

Tim 'Do'a Ibu Creative' memberikan solusi bagaimana cara membuang sampah masker yang benar pada tiga output sekaligus.

"Setelah kita research, limbah medis lingkupnya ada banyak. Bisa jadi limbah infeksius yang biasanya dihasilkan oleh penderita Covid-19 dan isoman seperti masker, swab test, suntikan, infus, sarung tangan," lanjutnya.

Namun oleh tim ini penanganan limbah medis lebih difokuskan pada orang yang tidak terkena. Pasalnya keberadaan limbah medis berupa masker yang seringkali dijadikan sampah yang diletakkan secara asal.

"Jadi kami di sini memberikan solusi bagaimana cara membuang sampah masker yang benar," terang Najmi.

Tiga Output Berbeda

Anggota tim lainnya, Daffa Uddin menyatakan dalam konsepnya, karya yang dihasilkan menampilkan ide dan konsep cerita yang berbeda. Dalam eksekusinya, video ini menampilkan tiga output yang memiliki perbedaan. Pertama, dalam bentuk video, mungkin sudah banyak video cara membuang masker dengan benar.

"Kami menemukan ide berbeda di mana di awal video kami menampilkan drama atau storyline. Di tengah video, menunjukkan pemeran yang ketakutan setelah menyaksikan berita limbah masker. Berlanjut pada adegan pemeran membuang sampah medis. Ini juga mendapat apresiasi dari juri karena pemilihan ide yang beda," terang Daffa.

Sedang pada output audio, mereka menganalogikan melalui sudut pandang hewan laut yang terkena dampak dari limbah masker secara sembarangan. Begitu pula pada output poster, tim UMY membuat visualisasi dari audio tentang analogi hewan laut. 

"Di output ini kami ambil tagline yaitu ‘sampahmu bisa jadi makananmu’ untuk memberi kesadaran pada masyarakat," tambahnya.