Diluncurkan 2020, PMB Bersama Jogjaversitas Alami Kenaikan Pendaftar

27 Februari, 2023 17:56 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Bunga NurSY

IMG_20230227_133140.jpg
APTISI Wilayah V DIY, Senin (27/2/2023) meluncurkan program penerimaan mahasiswa baru (PMB) bersama di PTS lewat laman jogjaversitas yang setiap tahun mengalami jumlah pendaftar maupun yang diterima sejak sejak diluncurkan pada 2020. (Eduwara/K. Setyono )

Eduwara.com, JOGJA – Program penerimaan mahasiswa baru (PMB) bersama di perguruan tinggi swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta lewat laman jogjaversitas diklaim mengalami kenaikan jumlah pendaftar sejak diluncurkan pada 2020 lalu.

Tahun ini, ada sebanyak 28 PTS di Yogyakarta yang ikut serta dengan jumlah program studi yang ditawarkan mencapai 275.

PMB Bersama Jogjaversitas diluncurkan Senin (27/2/2023). di Kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Yogyakarta.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Fathul Wahid menyatakan PMB bersama ini diluncurkan bersamaan hadirnya pademi Covid-19 yang mengubah konstelasi.

"Dimulai dari kesadaran bersama akibat pademi, kita menghadirkan sebuah sistem pendaftaran yang mudah diakses dan proses seleksi berbasis nilai raport. Untuk menghilangkan perbedaan, setiap PTS maupun prodi yang ditawarkan tidak kita sebutkan status akreditasinya," jelasnya.

Dari data yang diperoleh, sejak awal dihadirkan pada 2020.  Di tahun pertama program terdapat 1.938 pendaftar dengan jumlah yang diterima sebanyak 1.764 mahasiswa.

Kemudian di 2021, ada 2.595 pendaftar dengan mahasiswa yang diterima mencapai 2.100. Lantas di tahun lalu ada 3.023 pendaftar dan yang diterima sebanyak 2.659 orang.

"Kami berharap dengan semakin membaiknya kondisi perekonomi Indonesia dan menebalnya isi dompet, kedepan jumlah pendaftar maupun mahasiswa yang diterima akan meningkat dibanding sebelumnya," jelasnya.

Optimisme kenaikan jumlah mahasiswa PTS di Yogyakarta oleh Fathul didasarkan pada hasil survey sebuah laman pada Januari lalu masih menempatkan DIY sebagai daerah terfavorit menempuh pendidikan.

Namun pihaknya menegaskan, bahwa misi mendatangkan mahasiswa dari penjuru Indonesia ke DIY bukan hanya melibatkan perguruan tinggi, tetapi juga pemerintah, penyedia layanan untuk mahasiswa dan masyarakat luas.

"Ini kerja kolektif. Kehadiran Jogjaversitas ini hanya sarana untuk memberikan kemudahan bagi calon mahasiswa luar DIY untuk mendaftar ke PTS tanpa harus keluar rumah," lanjutnya.

Terkait dengan fenomena mahalnya biaya kuliah PTS di DIY hingga menimbulkan kasus yang tidak mengenakan bahkan disebutnya mengerikan. Fathul menyatakan soal biaya kuliah merupakan urusan internal PTS masing-masing.

Namun, dirinya meyakini, pengelola PTS semestinya sudah memberikan bantuan baik berupa potongan pembayaran biaya kuliah maupun penundaan waktu pembayaran bagi mahasiswa yang tidak mampu. Ini sebagai sebuah ikhtiar perguruan tinggi agar mahasiswa tidak putus sekolah.

"Saya contohkan, selama pademi Universitas Islam Indonesia (UII) telah memberikan bantuan potongan biaya kuliah mencapai Rp125 miliar. Kondisi ini semestinya ini menjadi tanggung jawab bersama asalkan ada proses mitigasi lebih awal," tutupnya.