Sekolah Kita
27 Mei, 2024 22:39 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran dipercaya dapat menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan kreatif bagi siswa. Karena itu, guru diminta untuk menerapkan interactive learning dengan konsep praktik Project Based Learning (PBL).
Permintaan tersebut disampaikan oleh Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (FKIP UMBY) Daniel Ari Widhiatama. Daniel menjadi pembicara workshop bertema 'Integrating Technology to Design Interactive and Creative Learning' yang digelar di SMP Santo Mikael, Cimahi, Jawa Barat pada Sabtu (18/5/2024).
"Saya bersama 20 guru SMP Santo Mikael berdiskusi mengenai pengetahuan dan keterampilan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan kreatif bagi siswa," kata Daniel Ari Widhiatama dalam rilis, Senin (27/5/2024).
Daniel, yang menjabat Kepala Laboratorium Center of Technology Assisted Language Learning (C-TALL), menjelaskan tentang praktik Project Based Learning (PBL) secara sederhana menggunakan berbagai aplikasi seperti Padlet, Curipod, Edpuzzle, dan aplikasi berbasis Artificial Intelligence (AI).
Menurutnya, pelatihan penerapan PBL sengaja dihadirkan karena masih banyak guru yang kurang tepat dalam menerapkan PBL. Dicontohkan, alur yang dipakai masih belum sesuai pakemnya dan masih minim pada unsur kegiatan yang merangsang kolaborasi dan pemikiran kritis siswa.
Diharapkan, setelah workshop tersebut para guru SMP Santo Mikael Cimahi memperoleh wawasan dan keterampilan baru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. Mereka juga diminta mampu menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan bermanfaat bagi para siswa.
“Para guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermanfaat dan menarik sehingga siswa memiliki semangat dan ketertarikan dalam belajar dan tidak mudah bosan dalam belajar,” harapnya.
Kepala Sekolah SMP Santo Mikael Cimahi, Sr M Marianne Winefride, mengatakan workshop tersebut sangat membantu sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Pasalnya, para guru dituntut untuk selalu kritis dan kreatif dalam menghadirkan metode pembelajaran bagi siswa.
"SMP Santo Mikael Cimahi telah menetapkan diri sebagai ‘Sekolah Literasi Digital’’sehingga workshop ini sebagai langkah mewujudkan visi tersebut," paparnya.
Damianus Unyir, salah satu guru SMP Santo Mikael Cimahi, yang ikut workshop, menegaskan saat ini guru harus mau berkreasi dan jangan pernah berhenti belajar, sehingga pelatihan ini sebagai wadah untuk pengembangan diri guru.
“Dunia semakin berkembang dan kita harus selalu mengembangkan skills dengan pelatihan-pelatihan yang ada agar dapat mengikuti perkembangan zaman untuk bekal pembelajaran inovatif siswa,” jelasnya.
Bagikan