Kampus
03 Juli, 2025 03:46 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito, menegaskan dua mahasiswa yang meninggal akibat kecelakaan laut di Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku merupakan putra-putra terbaik UGM.
Dua mahasiswa UGM tersebut, yaitu Septian Eka Rahmadi (Fakultas Teknik) dan Bagus Adi Prayogo (Fakultas Kehutanan), tengah menjalankan program pengabdian KKN-PPM Periode 2 Tahun 2025. Kedua mahasiswa tersebut, disebut Arie Sudjito menjadi contoh dan tauladan civitas akademika ketika tengah menjalankan tugas pengabdian amanat intelektual untuk berbakti kepada masyarakat.
Pada Selasa (1/7/2025) siang, Septian Eka Rahmadi yang berasa dari Sumbawa dan rekannya Bagus Adi Prayogo yang berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur dikabarkan meninggal saat kapal yang mereka tumpangi terbalik dihantam ombak perairan Pulau Wahr, Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw.
“UGM menyatakan duka mendalam atas wafatnya dua mahasiswa dalam menjalankan tugas pengabdian amanat intelektual untuk berbakti kepada masyarakat,” kata Arie, Rabu (2/7/2025).
Kedua mahasiswa ini merupakan anggota dari tim KKN-PPM UGM yang berjumlah 28 orang. Tim ini berangkat pada Jumat (20/6/2025) dan tiba di lokasi pada Minggu (22/6/2025).
Di Maluku Tenggara, UGM menerjunkan 9 tim yang pengirimannya atas permintaan pemerintah daerah. Tim KKN-PPM UGM di Kecamatan Manyeuw ini berkolaborasi dengan mahasiswa dari Universitas Pattimura, Maluku.
Arie menegaskan UGM telah mengirimkan tim untuk melakukan pendampingan psikologis, spiritual dan logistik. Menurut Arie, para personel tim KKN-PPM UGM di Manyeuw mengalami trauma mental.
“Ditarik atau tidaknya, itu sepenuhnya kami dasarkan pada kenyamanan mahasiswa sendiri. Kalau mereka masih nyaman dan ingin meneruskan program, kami akan tetap mengizinkan dengan kadar program yang harus minim risiko,” katanya.
Badai
Arie menambahkan sebelum pemberangkatan, seluruh peserta KKN-PPM UGM telah mendapatkan pembekalan mengenai kondisi daerah sasaran program. Koordinator Wilayah (Korwil) juga telah memastikan kelayakan dan keamanan bagi mahasiswa.
Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Djarot Heru Santoso, menjelaskan musibah tersebut bermula saat long boat yang ditumpangi 12 penumpang, yang terdiri dari 7 mahasiswa UGM dan 5 warga lokal, mengangkut pasir untuk material pembangunan proyek pembuatan tempat sampah dan revitalisasi terumbu karang metode Artificial Patch Reef (APR) dari Pulau Wahru.
Saat menempuh jarak 300 meter dari bibir pantai, badai datang lalu kapal terhantam ombak setinggi 2,5 meter dan terbalik. Sebelumnya, tim ini juga telah mengangkut pasir dan kondisi perairan aman.
“Di pengangkutan pertama, kapal mengangkut 32 karung dengan lima penumpang. Saat pengangkutan kedua, kapal mengangkut 16 karung dan 12 penumpang. Ini masih dalam ukuran wajar di sana dan tidak ada beban yang berat,” terang Djarot.
Rabu (2/7/2025), kedua jenazah diterbangkan dari Maluku Tenggara dengan rute Ambon-Makassar-Surabaya, dengan estimasi kedatangan pukul 19.20 WIB. Dari Surabaya, jenazah Bagas langsung diberangkatkan ke Bojonegoro.
Djarot menjelaskan di Maluku Tenggara, UGM menerjunkan sembilan tim KKN-PPM. Kecamatan Manyeuw sebelumnya sudah menjadi lokasi program sebanyak empat kali.
Bagikan