Art
25 September, 2024 22:26 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA- Melalui Festival Sastra Yogyakarta 2024, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta mempertemukan sastra kampung dengan sastra kontemporer. Ini menjadi bagian dalam upaya membangkitkan semangat dan kepekaan generasi muda terhadap sastra.
Bertajuk ‘Sastra Kampung’, Festival Sastra Yogyakarta 2024 digelar di Kampung Dolanan Kotagede, Selasa (24/9/2024) malam. Acara ini menghadirkan Komunitas Sastro Mbeling, yang terkenal dengan karya-karya satir, jenaka, dan membangkitkan refleksi sosial melalui sastra.
Kepala Bidang Sejarah Permuseuman Bahasa dan Sastra Disbud Kota Yogyakarta, Andrini Wiramawati, acara ini bertema ‘Siyaga’. Disbud Kota Yogyakarta mengajak masyarakat siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan melalui kekuatan seni, budaya, dan sastra.
“Tema Siyaga sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, di mana keberanian dan ketangguhan menghadapi perubahan perlu disertai dengan kesadaran akan nilai-nilai budaya lokal,” terang Andrini Wiramawati, Rabu (25/9/2024).
Dipilihnya Kotagede sebagai lokasi acara karena kawasan ini telah lama menjadi akar kuat budaya bersastra. Dari sinilah, tradisi bertutur dan berekspresi melalui karya sastra tumbuh dan berkembang, mencerminkan kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat.
“Sastra Kampung ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga ruang refleksi atas kontribusi budaya Kotagede sebagai pusat sastra yang penuh nilai sejarah," ujarnya.
Gen Z
Selain gelaran Sastra Kampung, pada Festival Sastra Yogyakarta 2024 ini Disbud Kota Yogyakarta juga berupaya adaptif terhadap perkembangan sastra kontemporer berbasis digital yang populer di kalangan gen Z.
Salah satunya melalui lokakarya Alternate Universe dan Fanfiction: Kanvas Baru Sastra Kontemporer, pada beberapa waktu lalu. Lokakarya ini memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat dan kepekaan generasi muda terhadap sastra populer.
“Generasi muda tidak hanya fokus pada karya sastra konvensional, namun dapat berkembang dengan karya sastra kontemporer seiring perkembangan zaman,” jelas Kepala Disbud Kota Yogyakarta, Yetti Martanti.
Melalui acara ini, Disbud Kota Yogyakarta berharap nantinya akan menjadi wadah masyarakat menggali wawasan terkait dunia kepenulisan dan pengetahuan terkait sastra cyber. Acara ini juga menjadi pintu pembuka bagi masyarakat untuk menciptakan karya-karya sastra, digital maupun konvensional.
“Juga membuka kepekaan kita bahwa alternate universe telah mewarnai kesusastraan populer Indonesia,” lanjutnya.
Lokakarya sastra cyber menjadi gebrakan baru bagi Festival Sastra Yogyakarta, di mana transisi perubahan dari era sastra konvensional menuju ke era sastra digital menjadi kenyataan. Lokakarya sastra cyber juga menjadi cara untuk memberikan wawasan kepada masyarakat Kota Yogyakarta terkait kesusastraan populer Indonesia.
Bagikan