Kampus
08 November, 2025 22:31 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama

Eduwara.com, JOGJA - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, melalui program Inovasi Seni Nusantara (PISN), menunjukkan komitmen kuat dalam pemberdayaan kreatif bagi komunitas disabilitas. Melalui program ini, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) ISI Yogyakarta berupaya agar para penyandang disabilitas dapat berdaya dan berkarya optimal dalam ranah digital.
Langkah strategis ini terwujud berkat kolaborasi antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ISI Yogyakarta, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mengusung tajuk ‘Nusantara Inklusif: Edukasi Budaya lewat Media Rekam dan Desain Grafis Digital’, tim pelaksana dari ISI Yogyakarta diketuai oleh Dosen Program Studi Produksi Film dan Televisi, Andri Nur Patrio, bersama anggota tim Tanto Harthoko, Ghalif Putra Sadewa, dan Muhamad Ilham.
“Dari kegiatan ini, kami ingin menghadirkan ruang yang setara bagi semua insan kreatif, di mana penyandang disabilitas tidak hanya menjadi objek pelatihan, tetapi juga pelaku utama dalam produksi karya seni yang bermakna dan berkelanjutan,” ujar Andri saat ditemui menjelang pelatihan di Gedung BBPPKS Kementerian Sosial, Kota Yogyakarta, Sabtu (8/11/2025).
Dua Materi
Kegiatan pengabdian ini berlangsung sejak Oktober 2025 hingga Desember 2025. Dua materi diberikan sebagai pembekalan utama. Pertama, lokakarya produksi media digital aksesibel yang berfokus pada peningkatan keterampilan peserta dalam menggunakan perangkat dan aplikasi digital, seperti kamera, ponsel pintar, serta perangkat lunak desain dan video editing, untuk membuat karya visual dan audio yang ramah akses.
Kedua, lokakarya branding dan manajemen media sosial inklusif. Pelatihan ini fokus pada strategi komunikasi visual, pengelolaan konten kreatif, dan pemanfaatan media sosial sebagai ruang ekspresi sekaligus promosi karya seni, didampingi oleh fasilitator untuk menciptakan identitas visual yang mencerminkan nilai inklusivitas dan keberagaman budaya Nusantara.
Secara umum, program Nusantara Inklusif dirancang untuk meningkatkan kapasitas penyandang disabilitas di DIY dalam memproduksi konten edukasi budaya yang modern, menarik, dan aksesibel, guna memperkuat identitas budaya lokal yang inklusif serta menjangkau audiens yang lebih luas.
Ketua DPD PPDI DIY, Akhmad Soleh, menyambut baik inisiatif ini. Ia menyebutnya sebagai rangkaian persiapan menyambut Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang akan diperingati pada 3 Desember mendatang.
“Kita tidak ingin kerja sama ini berhenti di sini, harus ada kelanjutannya. Saya sangat berharap peserta pelatihan mempelajari semua materi dengan serius. Sebab di era digital ini, tanpa keseriusan kita akan tertinggal dan itu tidak boleh,” tegas Soleh.
Rangkaian peringatan HDI DPD PPDI DIY akan mencapai puncaknya pada peringatan di Kantor Gubernur DIY, dilanjutkan dengan program sosialisasi, evaluasi dan monitoring Kampus Ramah Disabilitas pada 10 Desember 2025. Rangkaian kegiatan akan ditutup pada 20 Desember 2025, bertempat di ISI Yogyakarta, dengan acara bazaar UMKM, pentas seni, bakti sosial, dan program berjaring inklusi.
Bagikan