logo

Kampus

Mahasiswa Pendidikan Biologi UNY Lakukan Pemetaan Mangrove

Mahasiswa Pendidikan Biologi UNY Lakukan Pemetaan Mangrove
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi UNY tengah melakukan monitoring pertumbuhan dan pemetaan jenis mangrove di kawasan pesisir Pantai Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kulon Progo, Kamis (18/12/2025). Aksi lapangan ini merupakan tindak lanjut dari program penanaman 100 bibit mangrove yang telah dilaksanakan pada Oktober 2025. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus24 Desember, 2025 03:33 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebagai upaya nyata menghadapi tantangan perubahan iklim, lima mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melakukan monitoring pertumbuhan dan pemetaan jenis mangrove di kawasan pesisir Pantai Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (18/12/2025) ini difokuskan pada pembelajaran pemetaan ekosistem sebagai langkah preventif perlindungan kawasan pesisir dari abrasi serta optimalisasi fungsi mangrove sebagai penyerap karbon.

Dosen mata kuliah Biologi Perairan UNY, Rio Christy Handziko, menjelaskan bahwa aksi lapangan ini merupakan tindak lanjut dari program penanaman 100 bibit mangrove yang telah dilaksanakan pada Oktober 2025.

“Kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran langsung bagi mahasiswa untuk mengenali keanekaragaman jenis mangrove, sekaligus wujud kepedulian terhadap pelestarian ekosistem di Pantai Pasir Mendit,” ujar Rio dalam rilis resminya, Jumat (19/12/2025).

Mencandra

Dalam monitoring tersebut, para mahasiswa melakukan pengukuran teknis yang meliputi pertumbuhan batang, perkembangan daun, hingga pendataan jumlah individu mangrove yang bertahan hidup. Selain memantau pertumbuhan, mahasiswa juga melakukan identifikasi spesies secara mendalam.

Rio menekankan bahwa pengenalan spesies sangat krusial bagi mahasiswa Pendidikan Biologi. Hal ini karen setiap spesies memiliki struktur dan fungsi morfologi yang berbeda, yang memberikan dampak signifikan terhadap keseimbangan ekosistem sekitar.

“Melalui pemetaan ini, mahasiswa belajar mencandra atau memahami perbedaan jenis mangrove berdasarkan ciri morfologinya melalui pengamatan objek secara langsung. Mereka tidak hanya belajar dari referensi, tetapi melakukan identifikasi fisik di lapangan,” imbuhnya.

Ekosistem mangrove dikenal memiliki peran vital sebagai indikator kestabilan pantai terhadap gelombang pasang surut. Selain itu, kawasan ini berfungsi sebagai habitat alami dan tempat pemijahan (spawning ground) bagi berbagai biota perairan seperti ikan, udang, dan kepiting.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya unggul secara akademis dalam memahami keanekaragaman hayati, tetapi juga memiliki kepekaan tinggi dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir di masa depan.

Read Next