Kampus
11 Mei, 2023 22:34 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menganugerahkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) atau Doktor Kehormatan kepada Karl-Edmund Prier SJ atau dikenal dengan Romo Prier dan Gunnar Spellmeyer pada Kamis (11/5/2023).
"Gelar kehormatan Doktor Honoris Causa yang diberikan kepada dua tokoh tersebut berdasarkan tingkat kepakaran dan pengabdian mereka di bidang musik dan desain," kata Pranata Humas ISI Yogyakarta, Heri Abi Abdurachman Halim.
Dalam keterangan resmi, dijelaskan bahwa Romo Karl-Edmund Prier SJ dinilai sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam bidang keilmuan musik, khususnya musik liturgi.
"Bagi ISI Yogyakarta, Romo Prier juga berjasa bagi pendirian dan pengembangan Jurusan Musik. Beliau telah mengajar di Jurusan Musik sejak jurusan ini berdiri di Akademi Musik Indonesia (AMI) hingga menjadi Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI)," terangnya.
Romo Prier tercatat mengajar selama 33 tahun (1971-2024) pada mata kuliah Sejarah Musik, Tinjauan Repertoar Musik, Ilmu Bentuk Musik, dan Kontrapung di ISI Yogyakarta.
Sedangkan, Gunnar Spellmeyer adalah Profesor di bidang Industrial Design Process and Presentation di University of Applied Sciences and Arts Hannover Jerman sejak 2000.
Spellmeyer juga mendapatkan gelar Profesor Honoris Causa dari United University of Hefei China.
"Beliau menjadi tokoh yang berjasa dalam menginisiasi kerja sama dengan ISI Yogyakarta dan University of Applied Sciences and Arts Hannover dengan menyelenggarakan workshop tahunan yang telah berlangsung selama sembilan tahun dan masih berlangsung hingga saat ini," lanjut Heri.
Selain itu, Gunnar Spellmeyer juga menginisiasi kegiatan staff dan student mobility program yang didanai oleh Erasmus Plus sehingga memberikan kesempatan beberapa mahasiswa untuk riset di Indonesia dan juga magang di beberapa perusahaan di Yogyakarta.
ISI Yogyakarta, menurut Heri, menyampaikan terima kasih kepada Romo Prier dan Gunnar Spellmeyer atas segala pengabdian yang diberikan selama ini, khususnya untuk ISI Yogyakarta. Pengabdian ini sekaligus menuntut konsekuensi ISI Yogyakarta untuk semakin profesional sebagai penyelenggara pendidikan tinggi seni.
Bagikan