Kampus
07 April, 2022 12:38 WIB
Penulis:Bhakti Hariani
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, DEPOK – Kenyamanan tinggal di Indonesia yang memiliki sifat dan karakter penduduk yang sama dengan di Senegal, membuat Fatou Diagne Mbaye memutuskan untuk melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Fatou merupakan mahasiswa jurusan Hukum Perdagangan Internasional dalam program beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) yang dikelola Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
Beasiswa ini ditawarkan kepada pelamar terpilih yang berasal dari negara berkembang. Sebagai salah satu universitas tujuan KNB, UI mendukung penuh program tersebut demi perluasan akses pendidikan.
Bukan tanpa alasan, Fatou memilih UI lantaran UI merupakan universitas terbaik di Indonesia, sehingga banyak diminati warga negara asing. Selain itu, lanjut Fatou, prestasi UI yang mampu menembus peringkat 200 universitas terbaik di dunia juga menjadi alasan banyaknya mahasiswa asing yang memilih melanjutkan studi di UI.
“Di UI, kami juga dapat mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bisa diikuti mahasiswa asing. Saya menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Hukum Bidang Kajian Strategis Tahun 2020/2021,” ujar Fatou dalam siaran pers yang dikirimkan Biro Humas dan KIP UI kepada redaksi Eduwara.com, Kamis (7/4/2022).
Dikatakan Fatou, aneka kegiatan seperti seminar dan diskusi yang dia ikuti di UKM ini mendukung perkuliahan serta membantu mahasiswa mendapatkan lowongan magang dan kerja.
Selama menempuh pendidikan di UI, Fatou juga memiliki kesan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan Indonesia. Menurutnya, Indonesia dan Senegal memiliki persamaan dan perbedaan.
“Dari segi budaya, sebenarnya orang Indonesia sangat mirip dengan orang Senegal. Mayoritas warganya beragama Islam. Bisa dibilang kita berbagi beberapa sifat yang sama, yaitu ramah dan sopan,” tutur Fatou.
Adapun, perbedaannya hanya dari segi makanan. Menurut Fatou, makanan di Senegal lebih banyak roti, cheese, dan butter.
“Kami punya makanan khas bernama Delian yang terbuat dari nasi dan millet. Yang saya tahu, makanan Indonesia banyak dipengaruhi makanan China, sedangkan makanan Senegal banyak dipengaruhi makanan Perancis, sehingga tidak pedas,” kata Fatou menjelaskan.
Universitas Indonesia (UI) membuka kesempatan belajar seluas-luasnya bagi siapa pun, termasuk warga negara asing. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa “Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Untuk menjalankan amanah tersebut, UI menyediakan berbagai program belajar bagi mahasiswa asing.
Program belajar di UI bagi mahasiswa asing meliputi program degree (berjenjang) dan non-degree. Program degree meliputi sarjana dan pascasarjana, sedangkan program non-degree memfasilitasi pertukaran pelajar selama 6–12 bulan bagi mahasiswa dari universitas mitra. Pada 2021, mahasiswa asing yang terdaftar di UI berjumlah 1.320 orang (berasal dari 62 negara). Jumlah mahasiswa asing terbanyak berasal dari negara jiran, yakni Malaysia dengan 209 mahasiswa, lalu Australia (180 mahasiswa), Filipina (172 mahasiswa), Korea Selatan (171 mahasiswa), dan Jepang (86 mahasiswa). Mereka menyebar di 17 fakultas, dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) yang paling banyak diminati.
Bagikan