Kampus
16 Juli, 2024 21:44 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Melihat potensi besar lahan pertanian untuk mendukung program ketahanan pangan, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengajak Karang Taruna menuju transformasi pertanian presisi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM).
Mengusung judul ‘Drylands Farming; Penguatan Potensi Karang Taruna Berbasis Agroedutainment and Smart Innovation Menuju Transformasi Pertanian Presisi 3E’, lima mahasiswa UGM tersebut mengajak Karang Taruna Harapan Jaya Dusun Ngawis 2, Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam PKM-PM Dry Farm.
Kelima mahasiswa UGM tersebut adalah Faris Ariwibowo (Fakultas Peternakan), Sofi Awaliyatul Mukaromah (Fakultas Peternakan), Adry Aqwam Thoriq (Fakultas Peternakan), Ana Nur Fauziah (Fakultas Teknologi Pertanian), dan Vania Zerlin Azaria (Fakultas Pertanian). Mereka dibimbing Siti Andarwati, dosen Fakultas Peternakan UGM.
“Permasalahan pertanian yang kami temui mulai dari hama, menurunnya produktivitas lahan, kekeringan, metode pemupukan dan manajemen pemeliharaan tanaman yang masih sederhana, hingga sistem pertanian yang tertinggal dari modernisasi,” kata Ketua Tim PKM-PM Dry Farm Faris Ariwibowo, dilansir Selasa (16/7/2024).
Dalam program tersebut, tim PKM-PM Dry Farm menghadirkan pemberdayaan Karang Taruna berbasis agroedutainment dan smart innovation sebagai agent of change. Dengan harapan, konsep tersebut mampu membawa perubahan yang berfokus pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Inovasi
Kelima mahasiswa UGM tersebut juga menghadirkan alat yang dinamakan inovasi smart bag fertinnovation dan sprinkler application yang akan memudahkan pengembangan potensi pertanian lebih efektif, efisien, dan ekonomis.
“Smart bag fertinnovation itu inovasi alat kami untuk membantu menyelesaikan permasalahan terkait manajemen pertanian. Alat ini mempermudah mitra dalam proses pemupukan, efisien waktu, dan efisien tenaga, sehingga manajemen pertanian dapat diterapkan dengan efektif,” jelasnya.
Sedangkan sprinkler application berupa instalasi sprinkler big gun di lahan pertanian yang mampu memancarkan air sejauh 20 meter sehingga mengefisienkan waktu penyiraman tanaman dan menghemat air. Selain itu, sprinkler application juga memudahkan dalam proses pemupukan organik cair.
Siti Andarwati, selaku dosen pembimbing tim PKM-PM Dry Farm, mengatakan skala prioritas dalam program ini yaitu menghadirkan penguatan potensi karang taruna berbasis agroedutainment dan smart innovation.
Kegiatan agroedutainment terdiri dari program pelatihan pengolahan lahan, penanaman, pengecekan kondisi tanah, metode pemupukan, irigasi, pembuatan pupuk kompos mandiri, praktik pembuatan inovasi, dan pemanenan.
“Program drylands farming terdiri dari kegiatan agroedutainment sebagai penguatan potensi karang taruna serta membentuk jiwa entrepreneur sebagai modal peningkatan taraf hidup masyarakat mitra,” kata Siti.
Harapannya, tercapainya sistem pertanian presisi 3E (efisien, efektif, dan ekonomis) akan mampu mempermudah bagi masyarakat mitra dalam mengembangkan potensi pertanian yang lebih baik.
Bagikan