Kampus
16 Januari, 2023 21:42 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek) resmi menunjuk Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Pengelola Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) 2023.
Penandatangan nota kesepahaman ini resmi dilakukan kedua belah pihak pada Kamis (12/1/2023) lalu antara Rektor UGM Ova Emillia dengan anggota Tim Pelaksana Pusat Kampus Merdeka Erwin Tobing.
Dilansir dari rilis, Senin (16/1/2023), Ova mengatakan dalam pengelolaan Program MBKM 2023, UGM nantinya akan fokus pada penyelenggaraan Swakelola Tipe II.
Di dalam program ini, UGM akan menggelar flagship Kampus Merdeka yang terdiri dari Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Mengajar (KM), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Praktisi Mengajar, dan Wirausaha Merdeka.
"Program ini merupakan satu hal yang perlu didukung bersama karena MBKM sudah secara nyata memberikan banyak perubahan," kata Ova.
Ova sangat berharap kerjasama ini akan memberikan kontribusi nyata dan juga bermanfaat bagi pendidikan. Program ini juga akan mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja atau memberikan tantangan lebih dalam pengembangan keilmuan masa depan.
Animo Mahasiswa
Dalam laporannya, Tim Pelaksana Pusat Kampus Merdeka mengatakan program MBKM 2022 mendapatkan animo sangat tinggi baik dari mahasiswa, praktisi maupun mitra yang mengikuti program ini.
Capaian kepesertaan Kampus Merdeka 2022 mencapai 113.498 peserta baik mahasiswa maupun praktisi. Angka ini melebihi target saat perencanaan yaitu 96.873 peserta.
Secara anggaran, budget untuk beneficiary program Kampus Merdeka flagship 2022 yang awalnya dianggarkan sebanyak Rp 1,9 triliun hanya terserap 95,4 persen. Sedangkan tingkat penyerapan Swakelola MBKM secara keseluruhan mencapai Rp 77,8 miliar atau 92,8 persen dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diajukan.
"Ini mengindikasikan cara kerja MBKM 2023 bisa direncanakan dengan lebih efisien dan lebih ramping," kata Erwin Tobing.
Kedepan, diharapkan anggaran yang terpakai lebih sedikit dari yang direncanakan tetapi targetnya tercapai. Ini mengindikasikan skema insentif yang dibuat bisa lebih hemat.
Erwin menambahkan satu hal yang patut disoroti adalah hasil survei mengenai dampak alumni program Kampus Merdeka 2022. Dari survei, diketahui alumni program IISMA, MSIB, dan PMM memiliki waktu tunggu kerja lebih cepat dan gaji pertama lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
Pengelolaan Program Kampus Merdeka 2023 ini fokus pada tiga pilar prioritas pencapaian yang akan dikejar. Pertama, Kampus Merdeka Flagship, untuk menaikkan target kepesertaan menjadi 144.000 peserta dengan total anggaran sebesar Rp 2,1 triliun.
Kedua, Kampus Merdeka Mandiri, yaitu program belajar luar kampus yang tidak didanai oleh kementerian dengan target 500.000 mahasiswa berpartisipasi dalam program-program mandiri tersebut.
Ketiga, Kampanye Kampus Merdeka, untuk meningkatkan 20 persen awareness masyarakat Indonesia terhadap hasil kerja dan dampak Kampus Merdeka sehingga mampu mendorong target kepesertaan flagship dan mandiri.
Bagikan