Mendikbudristek akan Kenalkan Merdeka Belajar di Perhelatan G20

09 Februari, 2022 21:46 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

09022022-Kemendikbukristek MendikbudG20.jpg
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim saat membuka 'Kick Off G20 on Education and Culture' yang berlangsung secara bauran di Jakarta, Rabu (9/2/2022). (EDUWARA/Humas Kemendikbudristek)

Eduwara.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berjanji akan memperkenalkan sejumlah terobosan di program Merdeka Belajar dalam gelaran Presidensi G20 Indonesia 2022. Gotong royong menjadi gagasan mendasar bagi kelahiran program Merdeka Belajar.

Hal ini disampaikan Menteri Nadiem saat membuka 'Kick Off G20 on Education and Culture' yang berlangsung secara bauran di Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Di awal sambutan, Nadiem mengucapkan banyak terima kasih kepada para guru yang tidak menyerah untuk memberikan pelajaran selama pandemi.

"Sebagai salah satu nilai dasar bagi bangsa kita, gotong royong sekarang ini semakin menjadi nilai penting dalam membantu pemulihan dan kebangkitan pasca pandemi Covid-19," kata Nadiem.

Momentum kepemimpinan Presidensi G20, menurut Nadiem, dinilai tepat karena pada saat seperti ini Indonesia dapat menunjukkan karakter bangsa yang luar biasa. Karakter yang menjadikan kebudayaan sebagai alat mencapai kesejahteraan bersama.

"Dalam isu-isu pendidikan dan kebudayaan akan kita bahas. Dalam agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan, kita ingin memperlihatkan bahwa gotong royong sebagai akar budaya mampu mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan," katanya.

Terutama dalam penerapan Kurikulum Prototipe yang sekarang diterapkan sebagai opsi di sekolah-sekolah Indonesia. Nadiem menerangkan kurikulum prototipe ini mengedepankan pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan. Karena kurikulum ini berfokus pada materi yang esensial dan relevan dengan kondisi yang ada.

Empat Agenda Prioritas Pendidikan

Sejumlah terobosan Merdeka Belajar, kata Nadiem, diperkenalkan dalam pertemuan puncak kepada para Menteri Kebudayaan sebagai praktik baik dan contoh untuk direplikasi oleh negara-negara lain di dunia. Nadiem berharap Indonesia dapat menginspirasi negara-negara maju dan berkembang, sekaligus mendapatkan kemitraan yang bermanfaat.

"Ada empat agenda prioritas bidang pendidikan yang akan kami perjuangkan sebagai pimpinan Kelompok Kerja Pendidikan G20, dan nanti ketika pertemuan puncak dengan Menteri-menteri Pendidikan. Pertama, pendidikan universal yang berkualitas. Kedua, teknologi digital untuk pendidikan. Ketiga, solidaritas dan kemitraan. Keempat, masa depan dunia kerja pasca Covid-19," terangnya.

Khusus pada agenda keempat, Nadiem mengatakan, kehidupan pasca pandemi mesti dibangun atas konsep berdampingan dengan alam, dimana kehidupan generasi saat ini tidak merusak warisan alam bagi generasi selanjutnya.

"Sehingga anak-anak kita di masa depan masih tetap bisa hidup berdampingan dengan alam. Saya sekarang sudah mulai memberi contoh dan membiasakan anak-anak saya untuk tidak sama sekali menggunakan plastik di rumah dan mengurangi sampah," ujar Nadiem.

Generasi saat ini juga harus belajar mencintai alam semesta. Kecintaan pada alam, menurutnya, telah diajarkan generasi leluhur lewat beragam bentuk, mulai warisan budaya sampai kearifan lokal.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek Iwan Syahril berpandangan bahwa Indonesia masih melihat inisiasi tahun lalu yang membahas ketimpangan akses pendidikan secara luas perlu ditingkatkan.

"Indonesia mendorong peningkatan pada isu ini sehingga pendidikan dapat dipulihkan dan diperkuat dari masa sebelum pandemi. Negara G20 harus saling bahu membahu dalam mengatasi ketimpangan pendidikan yang berkualitas pasca pandemi khususnya dalam pemanfaatan teknologi," jelasnya.