logo

Sekolah Kita

Pembelajaran Digital Bakal Jadi Kebutuhan dan Cegah Learning Loss

Pembelajaran Digital Bakal Jadi Kebutuhan dan Cegah Learning Loss
Pemaparan Tim Transformasi Digital Kantor Staf Dirjen (Ditjen GTK) Kemendikbud, Bambang Saras Yulistiawan dalam Webinar Selasa Seru: Sosialisasi dan Pemanfaatan Akun Belajar.id bagi Guru PAUD dan Dikmas yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru PAUD dan Dikmas, Selasa (8/2/2022). (Eduwara.com/Dok. Istimewa Youtube Guru PAUD Dikmas)
Redaksi, Sekolah Kita09 Februari, 2022 05:30 WIB

Eduwara.com, JAKARTA—Perubahan pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran digital (digital learning) bukan semata-mata karena kondisi pandemi. Pembelajaran digital diharapkan bisa mengatasi learning loss.

Nantinya, walaupun kondisi sudah kembali normal, pembelajaran digital akan terus berlanjut dan sudah menjadi kebutuhan anak-anak di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan anggota Tim Transformasi Digital Kantor Staf Dirjen (Ditjen GTK) Kemendikbud, Bambang Saras Yulistiawan, dalam Webinar Selasa Seru,  Selasa (8/2/2022).

Webinar yang diselenggarakan Direktorat Guru PAUD dan Dikmas itu berjudul Sosialisasi dan Pemanfaatan Akun Belajar.id bagi Guru PAUD dan Dikmas.

"Nantinya digital learning wajib dilakukan. Hal itu menjadi PR besar bagi guru dan tenaga kependidikan untuk melakukan perubahan secara holistik," kata Bambang. 

Perubahan Paradigma

Menurut Bambang, perkembangan teknologi dan kondisi zaman merupakan intervensi terkuat dalam perubahan paradigma proses belajar mengajar.

“Perubahan paradigma itu terjadi sejak tahun 2019 hingga sekarang. Bisa dilihat pada tahun 2019, proses belajar mengandalkan tatap muka. Di situ terjadi interaksi dua arah yaitu guru dengan murid, atau sebaliknya,” ujar Bambang.

Menurut dia, pada tahun 2020 mulai ada sedikit perubahan cara pengajaran. Satu bentuk teknologi mulai hadir di tengah proses pembelajaran. Pada 2020 juga muncul banyak eksperimen terkait metode pembelajaran yang tepat.

“Adaptasi teknologi pada tahun 2020 hanya digunakan secara sederhana, yaitu untuk menggantikan komunikasi pembelajaran. Dibuktikan dengan adanya guru yang menggunakan Whatsapp dan Google Meet,”

Lebih lanjut dia menuturkan terjadi perubahan signifikan pada 2021 yaitu perilaku terhadap pemanfaatan teknologi. Teknologi bukan hanya pelengkap, namun menjadi alat penting dalam pembelajaran. Interaksi menjadi tiga arah yaitu guru, murid, dan teknologi.

"Kami mengamati proses perubahan itu. Banyak digital talent atau talenta digital di sekolah-sekolah yang muncul. Para guru semakin banyak yang kreatif dalam membuat media pembelajaran serta proses penyampaian materi," tutur dia.

Di tahun 2022, Bambang berharap terjadi aktualisasi teknologi dalam transformasi pendidikan. Diharapkan terjadi interaksi empat arah dengan terbentuknya satu elemen lagi yaitu komunitas belajar.

Bambang menilai, saat ini komunitas belajar menjadi bagian penting dalam digital learning. Selain itu, komunitas belajar juga menumbuh kembangkan digital learning di Indonesia ke arah yang lebih baik.

Bambang mengatakan, saat ini fungsi guru sudah berubah tidak seperti tahun 2019 ke belakang. Sekarang guru menjadi sosok fasilitator, mentor, dan coach. Konseptualnya adalah melakukan proses merdeka mengajar.

Adapun peran teknologi yaitu memudahkan proses menemukan pengetahuan bagi murid maupun guru. Teknologi adalah alat terpenting untuk memberikan kebebasan dalam konteks Merdeka Belajar.

Hal tersebut menjadikan peran guru dan murid sama-sama menjadi pembelajar sepanjang hayat. "Sekarang saatnya menentukan langkah untuk membuat lompatan perubahan yang dibutuhkan negeri ini. Walaupun pandemi sudah masuk tahun ketiga, learning loss harus bisa kita putus dengan hadirnya peran teknologi," pungkas dia. (K. Setia Widodo)

Editor: Riyanta

Read Next