Motif Batik Tulis Jajan Pasar Antar Fadillah Septiani Raih Gelar Sarjana Pendidikan

24 April, 2024 13:57 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

23042024-UNY fadillah batik jajan pasar.jpeg
Fadillah Septiani dengan latar belakang batik tulis motif jajanan pasar karyanya. Karya seni, yang merupakan tugas akhir karya seni di Program Studi Pendidikan Seni Kriya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY), telah mengantarkan Fadillah meraih gelar Sarjana Pendidikan. (EDUWARA/Dok. UNY)

Eduwara.com, JOGJA – Berawal dari keprihatinan terhadap berkurangnya perhatian masyarakat pada keberadaan jajan pasar yang merupakan olah karsa dan rasa leluhur, Fadillah Septiani akhirnya berhasil lulus dari Program Studi Pendidikan Seni Kriya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (FBS UNY).

Fadillah memaparkan ketertarikannya terhadap kudapan jajan pasar berawal dari pengalamanya saat bekerja di usaha berskala rumahan yang memperoduksi jajan pasar, serabi gulung. Pekerjaan ini dilakoninya sambil kuliah.

“Jajanan pasar mulai ditinggalkan masyarakat dan hanya tersedia di beberapa tempat seperti pasar tradisional serta saat ada acara upacara adat desa. Jajanan pasar tradisional ini mulai tergeser dengan cemilan kekinian,” kata Fadillah Septiani, Senin (22/4/2024).

Berbekal pengalaman dan teori, Fadillah memutuskan mengolah berbagai bentuk jajan pasar dalam motif batik tulis, yang kemudian diterapkannya sebagai busana khusus anak. Aneka jajanan pasar tersebut dituangkannya menjadi berbagai bentuk yang unik dan inovatif dalam rupa batik tulis, yang menjadi tugas akhir karya seni di Prodi Pendidikan Seni Kriya FBS UNY.

Dalam tugas akhir karya seni (TAKS) tersebut, Fadillah membuat berbagai variasi motif dari beberapa jajanan pasar atau jajanan tradisional seperti pukis ayu, ketan nagasari, serabi keraton, lemper ketan, gethuk kawung, getuk lindri, lupis ketan, dan janur clorot.

“Motifnya saya ubah dalam bentuk kartun karena terinspirasi dari film animasi Spongebob dan tujuannya agar anak-anak lebih menyukainya,” jelasnya.

Kisah Hidup

Fadillah menggunakan warna gelap dan terang untuk menggambarkan karakteristik anak serta tidak meninggalkan kekhasan dari warna batik tradisional. Agar tidak terlalu kaku, motif dimodifikasi dengan motif pendukung seperti daun singkong, singkong, padi, tanaman padi, ukel-ukelan, dan motif lainnya.

Gadis kelahiran Dusun Bobok, Desa Patalan, Kecamatan Jetis, Bantul ini menggunakan kain mori sebagai bahan utama dalam proses pembuatan busana anak. Kain mori, disebut Fadillah, memiliki kualitas yang bagus untuk dijadikan batik. Harga kain mori ini juga tergolong bisa dijangkau.

Karya Fadillah akhirnya berhasil lolos dalam ujian tugas akhir karya seni (TAKS) dan mengantarkannya meraih gelar Sarjana Pendidikan.

Dosen pembimbing tugas akhir I Ketut Sunarya, menilai karya Fadillah bagus karena terinspirasi dari kisah hidup Fadillah sendiri. Karya ini sangat brilian dan kreatif karena mengangkat jajanan tradisional sebagai sebuah motif untuk batik yang jarang ditemukan.

“Saya berharap melalui karyanya, Fadillah dapat menginspirasi anak-anak lain untuk mengembangkan batik. Masyarakat juga seharusnya menerima dengan baik serta melestarikan budaya lokal melalui batik yang semakin mendunia,” kata Ketut Sunarya.