Nadiem Makarim : Lewat Kampus Merdeka, Dosen Bisa Perkaya Riset

10 Desember, 2021 05:29 WIB

Penulis:Bunga NurSY

Editor:Bunga NurSY

nadiem people.jfif
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim (Kemendikbudristek)

Eduwara.com, JAKARTA—Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah menyusun rancangan program yang memfasilitasi para dosen dan profesor untuk memperluas proyek risetnya.

Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim di sela-sela  menggelar Annual Seminar World Class Professor (WCP) 2021 dengan tema Merdeka Berkarya di Masa Pandemi Covid-19, Kamis (8/12/2021).

Ajang tahunan ini bertujuan untuk memfasilitasi dosen dari universitas di seluruh Indonesia untuk berinteraksi dengan profesor kelas dunia. 

Nadiem menyampaikan bahwa Kemendikbudristek saat ini tengah mengupayakan kebijakan Kampus Merdeka bagi dosen dan institusi perguruan tinggi di Indonesia. 

Hal ini lantaran sistem yang ada saat ini kurang mendukung dosen untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan tridarma perguruan tinggi, sehingga berdampak pada kualitas perguruan tinggi Indonesia.  Selain itu, akreditasi dan sistem akreditasi dirasakan lebih berdasar kepada kepatuhan administrasi, bukan penilaian yang objektif atas kualitas kampus.

“Perubahan drastis perlu kita lakukan untuk mengubah sistem tersebut, dan itulah yang sekarang sedang sama-sama kita upayakan dengan kebijakan Kampus Merdeka. Dengan Kampus Merdeka, dosen berhak melakukan riset, menerbitkan karya ilmiah, memperdalam ilmu di dalam perusahaan, atau proyek riset di luar kampus,” ungkapnya seperti dikutip dari situs resmi Ditjen Dikti Kemendikbudristek, Kamis (09/12/2021).

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan dengan pelaksanaan World Class Professor ini, dosen-dosen di Indonesia memiliki peluang yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas risetnya. 

Relevan

Sementara itu, Pelaksana tugas (plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknolog Kemendikbudristek Nizam menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sangat membutuhkan inovasi-inovasi yang relevan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mendorong kemajuan di segala sektor yang menunjang kehidupan di tengah pandemi. 

Nizam juga memaparkan bahwa saat ini terdapat banyak sekali sumber kekuatan yang dapat menjadikan bangsa Indonesia terus bergerak membangun bangsa. Indonesia memiliki lebih dari 4.500 perguruan tinggi, lebih dari 300 ribu dosen dari mulai asisten hingga guru besar, serta 8,7 juta mahasiswa.  “Satu kekuatan yang maha dahsyat kalau itu kita gerakkan untuk membangun bangsa, membangun negara,” katanya.

Nizam pun mengapresiasi pencapaian yang signifikan dalam publikasi internasional yang dilakukan oleh pendidikan tinggi di Indonesia. Dia menyebut selama 5-6 tahun terakhir, produktivitas publikasi internasional Indonesia meningkat lebih dari 6 kali lipart,  dari yang tadinya sekitar 8.000 publikasi internasional per tahun, tahun ini sudah di atas 50.000 publikasi.

“Dalam waktu 5 tahun peringkat Indonesia dalam publikasi, dari peringkat 54 dunia menjadi 21 dunia. Lompatan yang luar biasa sekali. Melompat dari 54 ke 21 itu tidak mungkin terjadi tanpa kerja keras, tanpa kesungguhan kita semua,” ungkapnya bangga.

Adapun jumlah perguruan tinggi penyelenggara WCP 2021 tercatat sebanyak 40 perguruan tinggi yang terdiri dari 20 perguruan tinggi negeri dan 20 perguruan tinggi swasta. Sementara itu, jumlah professor yang diundang dalam program ini sebanyak 76 profesor yang berasal dari 26 negara antara lain Amerika Serikat, Australia, Austria, Belanda, Belgia, Belgium, China, Finlandia, Indonesia, Jerman, Malaysia, Inggris, hingga Turki. Dari semua profesor yang diundang terdapat 11 orang yang berasal dari dalam negeri.