Pembelajaran Sekolah Pengguna Kurikulum Darurat Lebih Maju 4 Bulan

24 Desember, 2021 07:15 WIB

Penulis:Bunga NurSY

Editor:Bunga NurSY

anindito.jfif
Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo dalam kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Sekolah Nasional KPS di Balikpapan (Kemendikbudristek)

Eduwara.com, BALIKPAPAN—Sekolah yang menggunakan kurikulum darurat di tengah pandemi Covid-19 disebut lebih maju empat hingga lima bulan pembelajaran dibandingkan dengan yang menggunakan kurikulum 2013 secara penuh.

Hal ini tampak dari hasil evaluasi yang dilakukan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek).

Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan hasil evaluasi ini membuat pemerintah yakin bahwa pembaruan kurikulum diperlukan. “Hasil ini menguatkan kami dalam merancang Kurikulum Prototipe agar lebih efektif,” katanya pada kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Sekolah Nasional KPS di Balikpapan, seperti dikutip dari situs resmi Kemendikbudristek pada Kamis (23/12/2021).

Oleh karena itu, Kemendikbudristek berencana akan memberikan opsi kebijakan kurikulum untuk pemulihan pembelajaran, salah satunya melalui Kurikulum Prototipe yang merupakan lanjutan dari Kurikulum Masa Khusus Pandemi Covid-19 atau Kurikulum Darurat. 

Namun, Kepala BSKAP tetap mempersilakan sekolah untuk menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan sekolah. “Kurikulum Prototipe sebagai tambahan aksi. Bagi satuan pendidikan yang tetap menerapkan Kurikulum 2013 apa adanya silakan. Sekolah yang sudah menggunakan Kurikulum Darurat juga silakan memilih, apakah akan tetap menerapkan Kurikulum Darurat atau Kurikulum Prototipe,” tutur Anindito.

Anindito menegaskan bahwa apapun opsi yang dipilih satuan pendidikan, diharapkan agar tetap mengacu pada standar nasional pendidikan.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengapresiasi rancangan Kurikulum Prototipe yang lebih menekankan pada kompetensi dan membutuhkan fleksibilitas guru dalam mengajar.

Hetifah mengingatkan agar kemampuan siswa dalam hal memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tidak boleh mengesampingkan nilai-nilai seperti kejujuran dan karakter. Ia juga menegaskan pentingnya menjaring masukan dari para pemangku kepentingan sebelum Kurikulum Prototipe dilaksanakan secara penuh.

“Kita ingin ada uji konsep, uji publik yang masif, supaya ketika diimplementasikan dapat terlaksana dengan baik. Karena itu, kami perlu masukan dari Bapak/Ibu, bagaimana pelaksanaan di tahun mendatang dapat dilaksanakan dengan lancar,” ujar Hetifah.

Kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran dihadiri oleh para pemangku kepentingan pendidikan di Kota Balikpapan, antara lain perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur, LPMP, kepala kantor wilayah Kementerian Agama, rektor perguruan tinggi, Persatuan Guru Republik Indonesia, Ikatan Guru Indonesia, dewan pendidikan, kepala sekolah, serta Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Sekolah Penggerak.