EduBocil
13 Maret, 2022 21:06 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, SOLO – Seratusan anak bersama orang tuanya memadati kompleks Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo, Minggu (13/3/2022). Canda dan tawa ceria terdengar riuh. Sebagian di antaranya terlihat berjalan-jalan sekehendak hati. Sebagian lainnya turut menari mengikuti alunan musik.
Suasana begitu meriah dan gembira, terlebih ketika anak-anak berkumpul untuk senam bersama. Dengan penuh semangat, mereka menirukan gerak instruktur. Bahkan orang tua yang mendampingi pun turut serta bersenam dengan semangat.
Selepas senam, beragam penampilan disajikan, mulai dari mengaji, tari tradisional, dan menyanyi. Kemudian, acara dilanjutkan dengan fashion show.
Dibalut busana warna-warni, anak-anak itu tampil percaya diri, berlenggang-lenggok bak model profesional dalam peragaan busana bergengsi. Tepuk tangan sontak menggema usai anak-anak itu menampilkan bakatnya. Di pengujung acara, anak-anak itu lalu melukis bersama.
Demikianlah suasana Kopdar Yayasan Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (PIK POTADS) Jawa Tengah di Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo, Minggu (13/3/2022).
Humas POTADS Jateng, Margaritifera Listyakusumadewi mengatakan acara itu dilaksanakan dalam rangka Hari Down Syndrome Dunia.
“Acara ini dalam rangka Hari Down Syndrome Dunia yang diperingati setiap 21 Maret. Kali ini, kami memperingatinya dengan pentas bakat. Sebenarnya, kami ingin mengadakan bazaar. Tetapi, karena masih pandemi jadi hanya pentas bakat dan beberapa stan,” ujar Fera, –sapaan Margaritifera--,ketika diwawancarai Eduwara.com, di sela-sela acara.
Sebelum pandemi, sambung Fera, POTADS Jateng rutin tiga bulan sekali mengadakan kopdar. Melalui kopdar, anggota POTADS Jateng bisa bertemu, berbagi, dan saling menguatkan secara langsung. Selain itu, juga diisi kegiatan yang berguna sesuai kebutuhan orang tua maupun anak down syndrome.
Untuk kopdar kali ini, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak yakni pentas bakat. Di kopdar sebelumnya, sering diadakan seminar dengan mengundang dokter spesialis jantung, gigi, penglihatan, dan pendengaran.
“Seperti yang pernah diselenggarakan, kami mengundang dokter gigi. Nah, di situ mengulas tentang gigi anak down syndrome serta dibuka sesi konsultasi. Kemudian dokter spesialis jantung anak, karena selain menyandang kelainan kromosom, kelainan lain pada anak down syndrome biasanya adalah jantung,” kata Fera.
Tergugah dengan Bakat Anak
Menurut Fera, kopdar kali ini menampilkan bakat anak sehingga orang tua yang lain tergugah dengan bakat anak mereka. Walaupun sudah banyak masukan, dengan melihat dan bertemu secara langsung, orang tua akan lebih semangat sehingga bisa mengusahakan yang terbaik untuk anak mereka.
“Dengan ini, orang tua akan terbangkitkan semangatnya. Mereka bisa mencari dan mengusahakan yang terbaik untuk anak mereka. Karena kadang-kadang orang tua tidak tahu harus mengusahakan apa, bagaimana dan di mana. Kalau seperti ini kan bisa bertanya dengan orang tua lain tentang dokter terapi, tempatnya, dan lainnya,” beber Fera.
Putriningtyas Metasari, salah satu orang tua dari Sukoharjo mengatakan di acara itu anak-anak bisa menampilkan bakat masing-masing.
“Bagi yang sudah terlihat bakatnya bisa menyemangati yang lain untuk lebih maju dan semangat. Karena kadang-kadang anak down syndrome dianggap tidak mempunyai kemampuan. Tetapi seiring berjalannya waktu, mereka tetap ada kemampuan,” ujar Meta, sapaan akrab Putriningtyas Metasari.
Pada acara tersebut, sang anak Fadhil Irfan Hafiz menunjukkan bakat mengaji. Meta berharap, anak-anak bisa mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing walaupun dengan waktu yang berbeda-beda.
“Paling tidak mereka bisa mandiri untuk kehidupannya. Kalau untuk POTADS Jateng, sering-seringlah mengadakan acara seperti ini. Jadi bisa menyemangati orang tua yang anaknya belum terlihat bakatnya, terlebih yang masih kecil,” harap Meta. (K. Setia Widodo)
Bagikan