Kampus
18 Mei, 2023 23:38 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Koentjoro, mengatakan perkembangan teknologi digital yang berjalan begitu pesat seharusnya dilawan dengan memasifkan budaya baca buku cetak.
"Keberadaan media sosial menawarkan beragam konten yang dikemas menarik secara audio dan visual serta up to date. Sehingga menjadikan lebih banyak digemari sebagai media pencarian informasi dibandingkan buku cetak," kata Koentjoro, Kamis (18/5/2023).
Perkembangan teknologi digital menjadikan budaya membaca buku mengalami perubahan besar di mana terjadi penurunan minat membaca, terutama membaca buku pada generasi muda.
Baginya, percepatan digitalisasi ini bisa disikapi dengan semangat atau perilaku back to nature yaitu kembali ke tradisi atau budaya tutur.
"Membaca memang bukan kultur masyarakat kita, tetapi budaya tutur. Secara sistem dan di keluarga diajari kembali untuk merenung dan titen (hasil berulang-ulang mempelajari tanda-tanda alam),"paparnya.
Koentjoro mengingatkan buku bukanlah sebagai alat utama pembelajaran masyarakat. Namun, buku menjadi salah satu referensi dalam pencarian informasi maupun memahami persoalan.
"Peringatan Hari Buku Nasional ini jadi momentum mengembalikan pemikiran bahwa sumber belajar bukan hanya buku. Buku-buku tersebut hanyalah referensi bukan yang utama," jelasnya.
Ia menjelaskan membaca tulisan maupun buku menghasilkan manusia yang cerdas dan menjadikan berpikir secara rasional.
Koentjoro juga mengingatkan buku bukanlah alat utama pembelajaran. Meskipun buku memberikan beragam informasi, namun tidak mengajarkan untuk berpikir kritis karena tidak terjadi dialog di dalamnya untuk menjawab berbagai keingintahuan pembacanya.
Bagikan