Vokasi
23 Mei, 2022 07:42 WIB
Penulis:Bunga NurSY
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, MAGELANG—Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperluas jaringan kemitraan dengan kalangan dunia usaha dan lembaga terkait untuk memacu pengembangan pendidikan vokasi.
Pada Jumat (20/5/2022), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Direktorat Mitras DUDI) merintis kerja sama baru dengan enam DUDI dan satu asosiasi.
Penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama (PKS) serentak antara Ditjen Diksi dilakukan dengan Childfund International, PT Komatsu Indonesia, PT Pegadaian, PT Tira Austenite, PT Educa Sisfomedia Indonesia (Gamelab), Oracle Academy, dan PT Commeasure Solutions Indonesia (Reddoorz).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Wikan Sakarinto menjelaskan, kemitraan yang dibangun bertujuan untuk mencapai keselarasan sehingga proses pembelajaran relevan dengan kebutuhan dunia kerja, baik di masa kini maupun masa depan. Pada era yang kian dinamis saat ini, kata dia, pendidikan vokasi memiliki posisi strategis dalam mencetak tenaga kerja terampil yang sesuai dengan standar industri.
“Terwujudnya keselarasan melalui penguatan kemitraan akan menghasilkan SDM vokasi yang mampu meningkatkan daya saing industri. Artinya, vokasi hari ini sangat berkaitan bahkan berkontribusi pada perekonomian negara," jelasnya seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbudristek, Sabtu (21/5/2022).
Wikan menjelaskan, kalau untuk ketausesuaian (link and match) memang tidak hanya sekadar penandatangan kerja sama. “Terlebih, dengan adanya rencana kerja, ini berarti sudah diujicobakan dengan kurikulum baru,” ujarnya.
Tercatat, sebanyak 5.554 SMK atau sekitar 70 persen dari total jumlah SMK di Indonesia tahun ini menerapkan kurikulum baru. Ditambah lagi, hadirnya SMK Pusat Keunggulan (PK) akan melatih SMK lainnya untuk berkembang.
“Karenanya, kami optimistis [kesepakatan ini] akan menjadi lebih dari sekadar seremonial. Terima kasih kepada perusahaan yang sudah lama bekerja sama dengan pendidikan vokasi,” tuturnya.
Kendati demikian, ia juga menyebut bahwa tantangan yang dihadapi oleh satuan pendidikan vokasi adalah mengejar ketertinggalan baik dari sisi teknologi maupun inovasi karena DUDI bergerak lebih cepat dibandingkan dunia pendidikan.
"Walaupun tidak mungkin pendidikan dapat mengejar ketertinggalan, setidaknya dapat mengurangi jarak ketertinggalan tersebut, bahkan targetnya adalah bergerak bersama menyamakan perkembangan industri," jelas Wikan.
Adapun sasaran kerja sama yang tercantum dalam PKS merupakan implementasi paket 8+i link and match yang dituangkan dalam ruang lingkup perjanjian yang meliputi penyelarasan kurikulum dengan DUDI, pembelajaran berbasis proyek riil dari industri, peningkatan kompetensi bagi instruktur/guru/dosen, tenaga kependidikan dan peserta didik melalui magang dan pelatihan.
Kemudian, ada pula pelaksanaan praktik kerja lapangan, pelaksanaan sertifikasi kompetensi sesuai standar dan kebutuhan dari industri, penyediaan instruktur/guru/dosen tamu dari industri di satuan pendidikan vokasi, fasilitasi riset terapan untuk dukungan teaching factory, komitmen industri merekrut lulusan pendidikan vokasi, serta ditambah fasilitasi pemberian beasiswa.
Pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan rencana kerja yang telah disusun antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) dengan beberapa industri sebagai tindak lanjut penandatanganan PKS sebelumnya.
Beberapa pihak yang menandatangani rencana kerja dengan Ditjen Diksi adalah Ditjen Ketenagalistrikan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Kawan Lama Sejahtera, PT Tera Data Indonusa (Axioo), PT LX International, PT Cipta Karsa Adikarya, Yayasan Plan International Indonesia, dan Asosiasi Game Indonesia.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI (Mitras DUDI) Kemendikbudristek Saryadi menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra DUDI. Ia juga menjelaskan bahwa mitra industri memiliki peran penting dalam pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong keterlibatan DUDI maupun asosiasi dalam pengembangan pendidikan vokasi.
“Kemajuan pendidikan vokasi merupakan tanggung jawab semua pihak, tidak hanya pemerintah, namun juga kalangan DUDI sebagai end user lulusan pendidikan vokasi," tegas Saryadi.
Bagikan