Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Tahun Ini Digelar Luring

12 Mei, 2022 14:17 WIB

Penulis:Bunga NurSY

Editor:Bunga NurSY

download (2).jpg
Sosialisasi Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan kedua tahun ini. (Kemendikbudristek)

Eduwara.com, JAKARTA— Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan kedua tahun ini akan diselenggarakan secara luring lintas kampus.

Program ini digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek).

Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Plt. Dirjen) Diktiristek Nizam mengatakan, berbeda dari tahun sebelumnya, di tahun kedua ini, PMM diselenggarakan secara luring sehingga mahasiswa dapat merasakan keterlibatan dan pengalaman yang lebih nyata dan bermakna.

“Menjadi sangat penting, selama satu semester saya harap kegiatan ini bisa terselenggara secara luring dan ini menjadi kali pertama agar para peserta merasakan hidup di tengah lingkungan baru, membangun persahabatan dan berinteraksi secara intens dengan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dari berbagai pulau,” tuturnya seperti dikutip dari siaran pers Kemendikbudristek, Rabu (11/5/2022).

Nizam berharap, program PMM bisa memberikan pengalaman, penguatan, mempererat hubungan antarmahasiswa lintas kampus, lintas pulau, dan lintas daerah. 

Ketua PMM 2 Rachmawan Budiarto menambahkan, tahun ini akan ada 16.000 mahasiswa yang mengikuti program PMM secara luring. Mereka bisa memilih satu dari 194 perguruan tinggi selama kuota masih tersedia. Mahasiswa dapat memilih mata kuliah maupun program studi yang sama atau berbeda. “Total ada 25 kali kegiatan dalam satu semester yang mencakup seluruh komponen kegiatan yang merujuk pada Modul Nusantara,” ujarnya.

Rachmawan menjelaskan, pihaknya mendorong mahasiswa untuk mengambil 20 SKS di perguruan tinggi penerima. Dengan komposisi, empat SKS di antaranya Modul Nusantara dan 16 SKS adalah mata kuliah yang diambil pada perguruan tinggi penerima.  Alternatif lain yaitu mahasiswa mengambil enam SKS pada perguruan tinggi pengirim dan 14 SKS sisanya diambil pada perguruan tinggi penerima.

Lebih lanjut, Rachmawan berpendapat bahwa mahasiswa perlu untuk merasakan keragaman budaya. Pertemanan lintas budaya lewat PMM yang berlangsung satu semester menurutnya penting untuk memupuk rasa percaya diri dalam berpendapat, menuangkan ide, dan mengasah kepekaan sosial.

“Suatu kesempatan luar biasa selama satu semester bisa mengikuti mata kuliah di luar program studi. Namun, peluang ini hanya untuk peserta yang belum pernah mengikuti PMM,” pungkasnya. 

Peserta akan bekerja sama dengan pengelola di perguruan tinggi pengirim dan penerima dalam hal keberangkatan, kepulangan, aktivitas pembelajaran, maupun hal teknis apapun, termasuk pengakuan kredit. "Maka aktiflah menghubungi pengelola (person in charge atau PIC) pada perguruan tinggi masing-masing,” 

Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Dwi Larso menyatakan bahwa banyak program Kemendikbudristek yang pembiayaannya didukung oleh LPDP mulai dari bidang pendidikan, kebudayaan, dan penelitian. “Pesan saya, pendanaan sudah siap, [peserta] jangan manja, dan manfaatkan [program ini] sebaik mungkin,” tutupnya.