Sekolah Kita
08 Februari, 2022 23:04 WIB
Penulis:M. Diky Praditia
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, SOLO – Meningkatnya kasus positif Covid-19 di beberapa sekolah di Solo memaksa Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Solo menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk sementara waktu.
Sebagai solusinya, pemerintah kembali menginstruksikan kepada sekolah untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), mulai Senin (7/2/2022). Aturan tersebut berlaku bagi seluruh jenjang pendidikan di Kota Solo dari TK-SD-SMP-SMA/SMK.
Kebijakan itu mendapat tanggapan dari siswa di Solo. Salah satunya adalah Kintan Sabina, siswa kelas XI SMAN 3 Solo. Kintan mengaku kurang senang dengan keputusan Pemkot Solo agar sekolah kembali melaksanakan PJJ lagi.
“Soalnya saya sudah mulai terbiasa PTM, bertemu dengan teman-teman sekolah,” kata Kintan yang saat ini menjadi Ketua Osis SMAN 3 Solo saat dihubungi Eduwara.com.
Menurutnya, lebih enak mendapat materi pelajaran langsung dari guru. PTM membuat dia dan teman-temannya menjadi lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.
Tetapi, Kintan memaklumi jika situasi sekolah di Solo saat ini harus melaksanakan PJJ lagi karena kasus Covid-19 mulai meningkat.
“Ada beberapa siswa yang kesulitan menerima materi kalau PJJ. Belum lagi kalau ada kendala jaringan atau kuota internatnya habis,” katanya.
Dia menambahkan, pemerintah sebaiknya kembali memberi bantuan kuota internet kepada siswa selama PJJ.
“Kalau saya kebetulan sudah ada WiFi di rumah. Tapi kan ada siswa yang tidak punya WiFi di rumahnya. Selain itu, saya percaya guru-guru akan selalu memberikan yang terbaik agar sekolah dapat berjalan lancar,” ucap dia.
Hal senada juga diungkapkan salah satu siswa SMKN 2 Solo, Fatah Nur Insani. Menurut dia, PJJ tidak efektif untuk memahami materi pelajaran. Siswa malah banyak menerima tugas.
“Kalau PTM, tugasnya tidak banyak. Selain itu, siswa diberi penjelasan secara langsung di kelas. Jadi, memang lebih enak PTM,” katanya.
Fatah mengaku lebih senang PTM karena dapat bersosialisasi dengan teman-teman di sekolahnya. Dia juga bisa bertanya dan berdiskusi secara langsung jika ada materi yang dirasa kurang dipahaminya.
Sama seperti Kintan, Fatah juga berharap agar pemerintah memberikan bantuan kuota internet seperti dulu. Hal itu karena PJJ semua tugas dilakukan secara online.
“Iya, pasti butuh bantuan kuota. Soalnya kalau di sekolah saya, semuanya serba online kalau PJJ, menggunakan web e-learning untuk tugas-tugas dan Zoom Meeting untuk memberi dan menerima pelajaran,” tambah dia.
Fatah dan Kintan berharap kasus Covid-19 di Solo mengalami penurunan agar para siswa bisa kembali melaksanakan PTM.
Bagikan