Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Bertepatan dengan hari ulang tahun ke-46, SMAN 2 Bantul, DI Yogyakarta meluncurkan program 'Pojok Ngayogyakarta'. Ini adalah sebuah program yang memadukan budaya, lingkungan hidup, dan pengenalan hayati.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMAN 2 Bantul Suewartini menjelaskan hari ulang tahun sekolah jatuh pada 2 Februari dan kemarin dilaksanakan dua hari sebelum pemberlakuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena 16 siswanya positif Covid-19.
"Konsep Pojok Ngayogyakarta ini kita telurkan hampir dua tahun lebih dan bisa direalisasikan pada Desember kemarin," katanya pada Eduwara, Selasa (8/2/2022).
Dalam konsep ini, sekolah menggabungkan unsur pembelajaran kebudayaan, pelestarian lingkungan hidup dan pengenalan ragam hayati kepada seluruh siswa. Di program ini siswa diajak untuk melakukan identifikasi berbagai ragam hayati lokal dan endemik di DIY untuk kemudian dijabarkan dalam tiga bahasa.
Selain ditulis dalam bahasa Jawa, penjabaran informasi dan manfaat masing-masing tanaman itu dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Seluruh informasi yang sudah terhimpun kemudian dimasukkan dalam kode batang untuk bisa dilihat di laman sekolah.
"Sebagai Sekolah Budaya, kami ingin bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, baik di kabupaten maupun provinsi, terkait dengan pendidikan aksara Jawa ke anak didik. Seperti kita ketahui, dewasa ini anak-anak muda banyak yang tidak mengenal bahkan mempelajari aksara Jawa," terang Suewartini.
Dari sisi lingkungan, sekolah peraih penghargaan Adiwiyata Mandiri 2019 ini berupaya mengajak para siswa untuk menjaga pelestarian lingkungan dengan lebih mengenal tanaman endemik DIY seperti Sawo Kecik, Maja, Kemuning, Gayam, Ketepeng dan lain-lain.
Berlangsung dari Desember tahun lalu, pembentukan Pojok Ngayogyakarta ini, menurut Suewartini, melibatkan seluruh warga sekolah baik siswa, guru bahkan peran orang tua siswa turut disertakan.
Dalam prosesnya, siswa setiap kelas diwajibkan membawa beberapa jenis tanaman berbeda yang kemudian dilakukan identifikasi mengenai manfaat kegunaan tanaman itu dan berkonsultasi dengan guru Biologi.
Kemudian informasi yang didapat dialihbahasakan dengan bantuan guru pengajar Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris. Hasilnya, informasi ini kemudian dimasukkan dalam sebuah kode batang yang ditempelkan pada setiap pohon yang ditanam di lingkungan sekolah.
Saat Eduwara.com mencoba melakukan scan kode batang pada pohon kemuning, akan langsung dibawa ke laman sekolah https://sman2bantul.sch.id. Di laman itu akan dipaparkan mengenai manfaat pohon kemuning seperti menurunkan berat badan, pereda nyeri sakit gigi, dan obat herbal bisul.
"Kita juga bekerjasama dengan Museum Wayang Beber Sekartaji di Kecamatan Bambanglipuro, meliputi pemanfaatan batang pohon kelapa (glugu) menjadi kertas (dluwang)," lanjutnya.
Dari laman sekolah diketahui, selain mendapatkan penghargaan Adiwiyata, pada 2016 SMAN 2 Bantul ditetapkan sebagai Sekolah Berintegritas Tingkat Nasional, lalu pada 2017 perpustakaan sekolah menjadi Juara Pertama Tingkat Nasional, dan penghargaan sebagai Sekolah Sehat diraih pada 2013.
Kepala sekolah Ngadiya menyebut predikat 'Juara' bukan tujuan akhir dari gerakan yang diprogramkan sekolah. Namun ini semua sebagai semangat dan komitmen mewujudkan warga sekolah yang paham, sadar dan serta penuh tanggung jawab terhadap perlindungan, pelestarian, dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan.
"Semangat para siswa di bawah bimbingan guru, karyawan, sangat luar biasa, tentu patut kita apresiasi. Ini sejalan dengan realisasi empat yang dicantumkan dalam kebijakan sekolah," katanya.