Vokasi
05 Desember, 2022 03:54 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus melakukan transformasi pendidikan SMK di Indonesia. Salah satu program yang akan kembali diselenggarakan pada tahun 2023 adalah Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).
Penyelenggaraan kembali program SMK PK SPD tahun 2023 tidak lepas dari keberhasilan pelaksanaan program serupa pada tahun 2022. Sebanyak 373 SMK yang tersebar di seluruh Indonesia telah merasakan manfaat besar dari program SMK PK SPD 2022, mulai dari sisi kurikulum yang semakin selaras dengan industri, teaching factory yang sudah berorientasi produk, guru yang semakin banyak tersertifikasi, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, program SMK PK SPD 2022 juga berhasil meraih dukungan positif dari industri yang dibuktikan dengan tingginya minat industri untuk terlibat dalam skema pemadanaan dukungan. Program SMK PK SPD 2022 berhasil meraih dukungan dari 349 industri dengan total komitmen investasi dari industri sebesar Rp 439,25 miliar. Investasi tersebut ditujukan bagi 373 SMK atau rata-rata sekitar Rp 1,8 miliar per sekolah.
Bentuk komitmen industri tersebut berupa penguatan sarana dan prasarana pembelajaran sebesar Rp 173 miliar, praktik kerja lapangan sebesar Rp 59 miliar, pelatihan dan sertifikasi guru sebesar Rp 53 miliar, pengembangan teaching factory sebesar Rp 52 miliar, praktisi mengajar sebesar Rp 30,3 miliar, penyelarasan kurikulum sebesar Rp 16 miliar, dan bentuk lainnya sebesar Rp 56,23 miliar.
Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi mengatakan sebenarnya ada 824 industri dan konsorsium yang mengusulkan kerja sama SPD. Namun, setelah dilakukan kurasi hanya 349 industri yang dinilai memenuhi syarat untuk menjadi mitra SPD.
“Ini sinyal yang sangat positif dan respons yang sangat baik dari dunia usaha dan dunia industri. Karena sesungguhnya ini adalah kemitraan yang sangat baik yang akan berdampak tidak hanya pada SMK tetapi juga bagi industri,” kata Saryadi seperti dilansir Eduwara.com, Sabtu (3/12/2022), dari laman Dirjen Pendidikan Vokasi.
Menurut Saryadi, dukungan tinggi dari industri juga mencerminkan antusias dan harapan besar dari banyak pihak terhadap pendidikan vokasi di Indonesia, termasuk kesadaran bahwa pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, utamanya Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Pogram SMK PK Skema Pemadanan Dukungan, sambung dia, sudah masuk pada tahap pendaftaran yang dibuka sejak 17 November lalu dan akan berakhir pada Januari 2023 mendatang. Kemendikbudristek menargetkan tahun depan setidaknya terdapat 250 SMK eligible untuk mengikuti pemadanan pada tahun 2023 nanti.
Sebagai informasi, program SMK PK SPD merupakan mekanisme pengembangan SMK Pusat Keunggulan yang berbasis kemitraan dan penyelarasan dengan partisipasi dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang didukung oleh pendanaan dari APBN dan investasi DUDI.
Terjalin Kemitraan
Kemendikbudristek akan memadankan investasi dari industri 1:1, di mana plafon pendanaan maksimal yang diberikan pemerintah adalah Rp 3 miliar. Melalui program SMK PK SPD diharapkan akan terjalin kemitraan yang lebih terukur antara DUDI dengan SMK.
Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, mengatakan bahwa untuk program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan 2023, pemerintah tidak hanya mengajak serta industri-industri besar, tetapi juga industri-industri kecil di daerah termasuk UMKM untuk bisa terlibat.
Menurut Wardani, pihaknya sudah menyiapkan skema dukungan yang memungkinkan bagi usaha kecil dan menengah untuk terlibat dalam program tersebut, yakni dengan menentukan nilai minimal investasi DUDI untuk satu SMK sebesar Rp 200 juta. Tidak hanya itu, SMK juga bisa mengajukan lebih dari satu mitra jika ingin mengikuti program tersebut.
“Kita ingin agar kehadiran SMK bisa menggerakkan ekonomi daerah dengan mengajak industri daerah dan UMKM di daerah untuk lebih banyak terlibat,” kata Wardani.
Oleh karena itu, Wardani berharap, industri untuk kembali berkolaborasi melalui program SMK PK SPD 2023 mendatang. Terlebih, program tersebut tidak hanya memberikan dampak nyata bagi sekolah, tetapi juga manfaat banyak bagi industri mulai dari menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan industrinya hingga tax deduction. (K. Setia Widodo/*)
Bagikan