Gagasan
07 Agustus, 2024 17:40 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com. JOGJA – Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), Gunawan Budiyanto, mengatakan PTMA masih terus melakukan diskusi mengenai keputusan PP Muhammadiyah yang menerima pengelolaan tambang dari pemerintah. PTMA, menurut Gunawan, masih dalam batas pembicaraan dan masih jauh dari teknis.
“Ini (keputusan PP Muhammadiyah, red) merupakan sebuah upaya yang bisa memiliki banyak sudut pandang. Ibaratnya, sumber daya alam itu seperti ilmu maupun pisau belati yang dasarnya bersifat netral,” kata Gunawan Budiyanto di UMY, Rabu (7/8/2024).
Menurut Gunawan, tinggal bagaimana dan siapa yang memegangnya. Karena jika orang jahat yang memegang ilmu atau pisau belati maupun sumber daya lama maka dampak yang dihasilkan selalu negatif dan berbahaya.
“Ilmu kalau dipegang orang jelek maka dia bisa menciptakan mesin pembunuh. Demikian juga dengan sumber daya alam, kami mencoba, Muhammadiyah mencoba menghadirkan sudut pandang berbeda dalam pengelolaan sumber daya alam,” jelas Gunawan, yang merupakan Rektor UMY.
Ke depan, lanjut Gunawan, PTMA diharapkan mampu menghadirkan perspektif berbeda dalam upaya bagaimana menggunakan sumber daya alam ini. Karena merupakan kajian baru, maka soal ini mendapatkan pencermatan yang mendalam.
Perspektif Keilmuan
Gunawan juga menambahkan bahwa Forum Rektor PTMA tidak melihat keputusan ini dari sisi perspektif politik. Namun lebih banyak melihatnya dalam perspektif keilmuan dan belum bisa memberikan dukungan, seperti penyediaan penjurusan yang dibutuhkan, karena masih tahap awal.
Dalam berbagai diskusi yang muncul, Gunawan mengatakan satu hal pasti yang menarik perhatian soal keputusan pengelolaan tambang ini adalah munculnya konflik agraria.
“Saya pikir, kondisi ini sama seperti proyek jalan tol atau proyek-proyek yang menghabiskan lahan sebegitu besar, pasti muncul konflik agraria,” katanya.
Karenanya, lanjut Gunawan, dalam diskusi tersebut juga muncul bagaimana mencari solusinya dan ini akan terus dilakukan kajian mendalam. Pasalnya, para Rektor menyadari masih sangat panjang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan upaya penambangan.
“Saat ini masih hanya dalam batas pembicaraan, jauh dari teknisnya,” tutupnya.
Bagikan