Tiga Peneliti UGM Raih Penghargaan dalam Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2022

28 Februari, 2023 22:37 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

28022023-UGM peneliti air bersih.png
Dosen FMIPA UGM Sri Juari Santosa berhasil meraih gelar Best Innovation Award di Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2022, pada akhir Januari lalu, di Tokyo. Penghargaan bergengsi tersebut diraih Juari melalui penelitian dan inovasinya tentang kebutuhan air bersih di Kalimantan Barat. (EDUWARA/Dok. UGM)

Eduwara.com, JOGJA – Penelitian tentang isu kebutuhan air bersih, khususnya di Kalimantan Barat, mengantar dosen Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Sri Juari Santosa meraih penghargaan tingkat Asia.

Bersama dua rekan lainnya, dosen Fakultas Teknik UGM Faisal Fathani dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM Rimawan Pradiptyo, mereka meraih penghargaan di ajang Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2022, pada akhir Januari lalu, di Tokyo.

Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award dimulai sejak 2020. Ajang ini merupakan kompetisi inovasi yang mengangkat isu teknologi, sains, dan sosial berdasarkan Suistanable Development Goals (SDGs).

Penghargaan paling bergengsi diraih Juari melalui penelitian dan inovasi berjudul 'Providing Safe Water Sources for Drinking and Domestic Uses through the Development and Implementation of an Adaptable and Reusable Hybrid Material-Based Removal Method'.

Penelitian ini mengangkat isu kebutuhan air bersih di daerah Kalimantan Barat di mana Juari berhasil mengembangkan bahan hibrida magnetit dan hidrotalsit (Mag-HT) sebagai adsorben untuk penghilangan DOCs (Dissolve Organic Coumpounds) yang efektif dalam air baku pengolahan air minum.

"Senyawa ini lebih efektif menjernihkan air dibanding tawas yang selama ini digunakan untuk menjernihkan air melalui pengendapan," jelas Juari, Selasa (28/2/2023).

Inovasi dari Juari berhasil meraih gelar Best Innovation Award bersama Phung Thi Kim Le asal Vietnam.

Isu Kebencanaan

Sementara Faisal Fathani, mendapatkan penghargaan Outstanding Innovation Award atas penelitiannya terhadap isu kebencanaan yang berjudul 'Development of a Community Based Low Cost and Most Adaptive Multi Hazard Early Warning System'.

Dalam risetnya, Faisal mengembangkan sistem Early Warning System (EWS) berbasis masyarakat yang menggabungkan antara dua hal, yaitu teknis dan sosial. Inovasi telah diterapkan dalam riset GAMA-InaTEK yang fokus pada isu penanggulangan bencana.

"Sistem ini dibuat sesederhana mungkin agar dapat bekerja efektif dan cepat melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Dengan peningkatan ini, kerawanan bencana alam dapat diminimalisir sedini mungkin," ucap Faisal.

Sedangkan pendiri gerakan 'Sambatan Jogja atau Sonjo', Rimawan Pradiptyo meraih anugerah Hitachi Innovation Award bergelar Encouragement Award.

Sonjo merupakan organisasi dengan tujuan meminimalisir dampak pandemi di masyarakat, khususnya di bidang ekonomi dan kesehatan. Organisasi non-profit ini telah memberikan banyak kontribusi, seperti pengembangan tempat isolasi, vaksin massal, dan pengembangan UKM.