UGM Hasilkan Pupuk Super Cerdas, Percepat Produksi Teh Tiga Kali Lipat

22 November, 2023 21:12 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

22112023-UGM pupuk percepat produksi teh.jpeg
Pupuk super cerdas atau Super Smart Fertilizer (SSF), yang dikembangkan oleh Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM), telah mulai diaplikasikan di kebun PT Pagilaran, perusahaan teh milik UGM, tepatnya di Unit Produksi (UP) Pagilaran Batang, sejak pertengahan 2023. Hasilnya, pupuk SSF terbukti dapat meningkatkan produksi pucuk teh, bahkan hingga mencapai tiga kali lipat. (EDUWARA/Dok. UGM)

Eduwara.com, JOGJA - Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM) sukses mengembangkan pupuk super cerdas atau SuperSmart Fertilizer (SSF) untuk berbagai jenis tanaman produksi, salah satunya teh.

Sejak pertengahan 2023, produk ini telah mulai diaplikasikan di kebun PT Pagilaran, perusahaan teh milik UGM, tepatnya di Unit Produksi (UP) Pagilaran Batang.

“Hasilnya, pupuk ini terbukti dapat meningkatkan produksi pucuk teh, bahkan hingga mencapai tiga kali lipat,” kata Aji Prasetyo, salah satu Asisten Manajer di UP Pagilaran, Rabu (22/11/2023).

Uji coba sudah dilakukan di dua area yaitu di Afdeling Pagilaran dan Kalilandak. Dari dua kali pemetikan, ada kenaikan yang signifikan, yang tertinggi mencapai 320 persen.

Jumlah kenaikan produksi memang bervariasi pada area-area yang diujikan, karena terdapat sejumlah perbedaan dari segi ketinggian lokasi, usia tanaman, dan faktor-faktor lainnya.

Meski demikian, besaran produksi di keseluruhan area menunjukkan tren peningkatan. Pengujian kualitas teh yang dihasilkan pun menunjukkan hasil yang baik. Pada salah satu area, produksi teh mencapai 1.800 kg pucuk per hektar untuk satu kali panen.

Dijelaskan Aji, terdapat dua jenis pupuk SSF yang telah diaplikasikan di kebun UP Pagilaran, yaitu pupuk dalam bentuk padat serta pupuk cair. Menurut penuturan para pekerja kebun, pengaruh dari pupuk ini dapat diamati secara nyata di berbagai area yang menjadi lokasi pengujian.

“Di lapangan awalnya banyak yang meragukan, tapi faktanya data-data bisa membuktikan dan secara visual memang terlihat berbeda, misalnya daun pemeliharaan menjadi lebih mengkilap,” imbuh Heru Susanto yang juga merupakan Asisten Manajer UP Pagilaran.

SSF merupakan inovasi yang dikembangkan oleh Kepala PIAT UGM, Taryono. Pupuk ini terbuat dari kompos, biochar, hidrolisat bulu ayam, serta pupuk anorganik, dengan komposisi yang disesuaikan untuk masing-masing jenis tanaman.

Sebelum dikembangkan untuk komoditas teh, pupuk SSF telah lebih dulu digunakan pada tanaman padi dan jagung, dengan hasil yang positif pula.

“Proses pembuatan SSF sebenarnya sudah sangat lama. Untuk the, ini baru mulai diaplikasikan di Pagilaran bulan Mei lalu,” terangnya.