Kampus
14 Agustus, 2023 19:18 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan teknologi pengelolaan sampah bebas bau. Teknologi ini diterapkan di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Terintegrasi Gumregah Gayeng Regeng di Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman.
Dosen Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM, Wiratmi, mengatakan teknologi penghilang bau yang dikembangkan di pengelolaan sampah mandiri di Sinduadi tersebut didasarkan munculnya bau menyengat dari sampah yang disebabkan oleh banyaknya kandungan air dalam sampah yang sudah terkontaminasi bakteri.
"Kita buat teknologi untuk memeras cairan dalam sampah yang biasa kandungan airnya bisa mencapai 70 persen," jelas Wiratmi saat peresmian TPS Sinduadi, Senin (14/8/2023).
Teknologi ini menjadikan cairan sampah yang masuk ke mesin bioreaktor diubah menjadi pupuk cair yang diolah dengan kondisi tertutup sehingga mampu mengurangi bau.
"Keuntungannya dengan volume padat bisa lebih kecil. Kita tidak perlu ruangan lebih besar untuk kelola sampah jadi kompos atau maggot. Kita juga memasukkan teknologi aerasi dengan memasukkan oksigen sehingga bisa menghasilkan pupuk cair secara cepat dan baik dan tidak meninggalkan bau," katanya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito mengatakan pengembangan teknologi pengelolaan sampah bebas bau ini merupakan bentuk perhatian yang diberikan UGM pada persoalan sampah yang menjadi isu besar karena ditutupnya TPST Piyungan.
"Sampah menjadi perhatian kita untuk bersama-sama memecahkan masalah itu. Bahkan akhirnya bisa memunculkan inovasi yang tumbuh antara kampus dan komunitas. Ini momentum pemerintah dari level bawah hingga atas bersama akademisi menyelesaikan persoalan penanganan sampah secara mandiri," ujarnya.
Pilot Project
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan TPS Terintegrasi Mandiri ini merupakan hasil kerja sama dengan kampus UGM sebagai percontohan dalam pengelolaan sampah mandiri di tingkat kelurahan di Sleman.
"Kita ingin sampah bisa dikelola dan diselesaikan di tingkat kelurahan. TPS ini menjadi pilot project di tingkat kelurahan di Sleman. Ini merupakan inovasi dan kita harus mendekatkan ini dengan dampak peningkatan perekonomian dari badan usaha kelurahan masing-masing," ungkapnya.
Lurah Sinduadi, Senen, bercerita TPS terintegrasi mandiri hadir 2019, namun baru terbangun penuh pada 2023 karena dana baru turun pasca bekerja sama dengan akademisi UGM .
Ke depan, TPS Sinduadi menargetkan mampu mengolah sampah setiap hari sebanyak 18 ton dalam 2-4 bulan mendatang.
"Bila target itu terpenuhi, kita harapkan Sinduadi bisa zero sampah," tutup Senen.
Bagikan