UMM Miliki Profesor Baru Bidang Komunikasi Media Tradisional

09 Maret, 2022 20:45 WIB

Penulis:Fathul Muin

Editor:Ida Gautama

EDUWARA/Dok. Humas UMM
Guru Besar Komunikasi Media Tradisional UMM, Prof Muslimin Mahmud.

Eduwara.com, MALANG — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki Guru Besar baru bidang Komunikasi Media Tradisional dengan dikukuhkannya Prof Muslimin Machmud, Rabu (9/3/2022).

Rektor UMM Fauzan berharap dengan dikukuhkannya profesor baru di bidang komunikasi tersebut akan mampu menambah dan memperkuat energi UMM dalam meningkatkan daya saing internasional.

Fauzan menilai Muslimin merupakan pribadi yang bersahaja, pekerja keras dan penuh dengan tanggung jawab serta seorang problem solver yang andal. Orasi ilmiah yang disampaikannya juga menarik. Intinya, menekankan bahwa budaya komunikasi masyarakat di zaman sekarang memang cenderung langsung dan instan, hanya segelintir yang menggunakan sindiran dan perlambang seperti pantun maupun puisi.

"Puisi dan pantun sekarang hanya dipakai seni atau sastra belaka. Padahal dulu menjadi media untuk memberi nasehat ke sesama. Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada Profesor Muslimin. Semoga bisa menginspirasi dan menebar manfaat berbagi," ungkapnya.

Ketua Badan Pembina Harian UMM, sekaligus Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Prof Muhadjir Effendy, berpesan bahwa menjadi guru besar harus dijadikan sebagai impian bagi semua dosen, sebagaimana seorang perwira yang bercita-cita ingin menjadi jenderal.

"Saya juga bangga karena di bawah kepemimpinan Pak Fauzan, UMM mampu melahirkan profesor-profesor baru dengan begitu deras. Tidak hanya dari segi jumlah tapi juga bagus dari segi usia yang tergolong cukup muda," ungkapnya.

Sedangkan tentang orasi ilmiah yang disampaikan Muslimin, Muhadjir menilai kajian tersebut adalah unik karena tidak banyak yang memperhatikannya. Media warisan akan terus mengilhami ruh perkembangan media massa di masa kapanpun. Kajian itu juga dirasa akan lebih bagus jika dibarengi dengan kajian antropologi.

Keseimbangan Sosial

Muslimin menjelaskan, selain manfaat dan kemudahan, media modern juga memunculkan akibat buruk bagi masyarakat. Karena itulah, peranan teknik komunikasi warisan dirasa masih diperlukan untuk menjaga keseimbangan sosial. 

Ada beberapa fungsi dari media warisan yang bisa diperoleh, mulai dari fungsi hiburan seperti materi lawakan dan gerak laku pemain, fungsi pendidikan dan dakwah, promosi serta penyebarluasan informasi. Begitupun dengan fungsi media warisan dalam upaya sosialisasi dan propaganda politik, kontrol sosial hingga pelestarian nilai budaya. 

"Berdasarkan kajian yang saya teliti ini, media warisan terfokus pada tiga hal utama yakni hubungan antara manusia dengan manusia. Kemudian hubungan manusia dengan alam serta hubungannya dengan Tuhan Sang Pencipta. Ketiganya juga memiliki pola masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya," tuturnya.

Menurut dia, media warisan yang merupakan produk budaya masyarakat perlu diberdayakan. Apalagi mengingat media tersebut telah menjadi bagian dari kearifan masyarakat sekaligus menjadi karya budaya dan aset suatu bangsa.

"Dengan demikian, maka keberadaan media warisan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai salah satu sarana komunikasi yang efektif. Terutama dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," ujarnya.