logo

Kampus

Dorong Transformasi Layanan Pendidikan, PTKIN dan Kanwil Berkolaborasi

Dorong Transformasi Layanan Pendidikan, PTKIN dan Kanwil Berkolaborasi
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Muhammad Ali Ramdhani (EDUWARA/Humas Kemenag)
Bhakti Hariani, Kampus08 Maret, 2022 22:04 WIB

Eduwara.com, SURABAYA - Kolaborasi antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama perlu menjadi prioritas guna membangun pendidikan Islam yang integratif dan kompetitif, terutama komunikasi yang masif antara Rektor/ Ketua PTKIN dan Kepala Kanwil Kemenag dalam menjaring siswa-siswi berprestasi dari Lembaga Pendidikan di bawah Kementerian Agama.

Gagasan tersebut mencuat dalam pembukaan Rapat Kerja (Raker) Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) dengan tema “Sinergisitas PTKIN dan Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam Membangun Pendidikan Islam Integratif dan Kompetitif”.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Nizar Ali menuturkan, prestasi siswa-siswi di lingkungan Kementerian Agama tak jarang unggul bahkan melampaui prestasi siswa-siswi sekolah umum. Namun, potensi tersebut belum terserap secara maksimal oleh PTKIN yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kalau kita lihat 1000 top ranking sekolah berdasarkan ujian tulis berbasis komputer, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Insan Cendekia itu nomor satu, artinya MAN kita itu jauh luar biasa, tetapi talenta ini tidak ditangkap oleh para Rektor yang memiliki variasi Program Studi (prodi). Nah, ini karena tidak ada komunikasi antara Rektor dengan Kakanwil sehingga nanti Kakanwil bisa memberikan afirmasi kepada Kepala Madrasah,” tutur Nizar dalam siaran pers Kementerian Agama yang diterima Eduwara.com, Selasa (8/3/2022).

Dikatakan Nizar, dengan sinergisitas, PTKIN akan memiliki talenta-talenta unggul dari Madrasah-madrasah di bawah Kanwil Kementerian Agama. Di mana kedua belah pihak, baik Rektor maupun Kakanwil harus proaktif guna mewujudkan hal tersebut.

“Kepala Kanwil pun perlu memberikan afirmasi kepada anak didik supaya ada pandangan, bahwa saat mereka telah sampai pada capaian-capaian atau prestasi-prestasi tersebut, maka mereka bisa melanjutkan ke PTKIN dengan kualifikasi dosen yang sama dengan Perguran Tinggi Umum,” tutur Nizar.

Program Strategis

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani menuturkan, sinergitas antara Kanwil dengan PTKIN tidak lepas dari program strategis atau program unggulan yang disampaikan oleh Menteri Agama, dan Raker ini diharapkan meningkatkan capaian program-program unggulan yang dicanangkan oleh Menteri Agama.

“Dalam rapat kerja ini tentunya sinergisitas akan memunculkan keunggulan-keunggulan dari Kanwil dan keunggulan dari PTKIN yang nantinya dapat menangkap potensi-potensi dari siswa-siswi kita, mahasiswa-mahasiswa kita dan santri-santri kita,” ujar Ali.

Lebih lanjut diungkap Ali, kolaborasi antara Kanwil dan PTKIN tak lain adalah upaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, dimana hal tersebut sesuai dengan tagline yang kini diusung oleh Kementerian Agama RI, yakni transformasi layanan umat.

“Yang tak kalah penting dari kolaborasi ini adalah partisipatif, di mana ego-ego sektoral harus dilebur karena inti dari semua ini adalah cita-cita kita bersama, yakni memberikan layanan terbaik untuk umat, sesuai tagline yang kita usung saat ini tarnsformasi layanan umat,” tutur Ali.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam (Diktis) Suyitno mengatakan minat lulusan Madrasah Aliyah terhadap perguruan tinggi keagamaan Islam masih minim. Menurutnya, itu tidak sebanding dengan banyaknya Madrasah Aliyah dan jumlah alumninya.

“Sebanyak 44 persen justru dari SMA. Jadi hanya terpaut 2 pesen. Itu artinya minat alumni Madrasah Aliyah tidak terlalu siginifikan dibanding dari jumlah Madrasah Aliyah dan para alumni siswanya. Dan ini lagi-lagi harus jadi perhatian kita bersama. Sejumlah Madrasah Aliyah Negeri, apalagi MAN IC telah dibiayai relatif besar oleh Kementerian Agama, tetapi ironinya animo alumni madrasah unggulan, belum sepenuhnya kuliah ke PTKIN,” kata Suyitno.

Tentu, lanjut Suyitno ada berbagai faktor kenapa minat alumni Madrasah Aliyah belum maksimal terhadap PTKIN. Salah satunya, menurut Guru Besar UIN Raden Patah Palembang itu, karena PTKIN tidak memberikan golden ticket, atau bisa jadi Kanwilnya tidak proaktif memberikan diseminasi.

“Kita berkepentingan alumni Madrasah Aliyah yang excellent itu menjadi calon mahasiswa PTKIN supaya kemudian nanti prestasi PTKIN terus  berkesinambungan,” tegas Suyitno.

Read Next