Kampus
07 Oktober, 2022 16:57 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JOGJA – Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) mengusung aspek kebudayaan sebagai faktor unggulan, bersama dengan adanya dosen berkualifikasi doktor yang jumlahnya diatas rata-rata nasional.
Dalam pidatonya di Dies Natalis ke- 40 di Kampus Terpadu (7/10/2022), Rektor UWM Edy Suandi Hamid menyatakan aspek kebudayaan merupakan jati diri utama dari kampus yang didirikan pada 7 Oktober 1982 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KPH Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono X).
"Kebudayaan ini menjadi keunggulan yang dapat menjadi pembeda dengan universitas lain di Daerah Istimewa Yogyakarta maupun universitas di Indonesia," kata Edy.
Sebagai kampus yang berbasis budaya, UWMY mengemban amanah luhur yaitu membentuk jati diri bangsa bernilai budaya yaitu bermoral, beretika dan bermartabat.
Nilai budaya tetap dibutuhkan di tengah berjalannya waktu, karena terjadi perubahan waktu menyebabkan adanya perubahan pada perilaku manusia dan jika tidak dikuatkan dengan budaya maka akan semakin berbahaya.
"Perubahan tersebut tidak hanya disebabkan oleh adanya perubahan waktu namun juga disebabkan oleh adanya perubahan teknologi, yang bisa berdampak terhadap perubahan perilaku manusia, perubahan industri, termasuk industri pendidikan," katanya.
Sebagai upaya membangun kebudayaan yang bersesuaian dengan perubahan, Edy mengatakan dalam membangun pendidikan berbasis kebudayaan. UWMY saat ini memiliki keunggulan lainnya yaitu jumlah dosen yang berkualifikasi doktor.
"Saat ini ada 18 dosen berkualifikasi doktor atau 20,68 persen dari keseluruhan dosen yang ada. Angka ini sudah di atas rata-rata doktor di PT Indonesia yang baru 15, 58 persen," katanya.
Di usianya ke-40 tahun ini, Edy menyatakan UWMY memasuki usia yang cukup dewasa bagi PT di Indonesia, namun masih relatif muda jika dibandingkan dengan perguruan-perguruan tinggi di dunia.
Tidak hanya itu, capaian prestasi akademik dan non-akademik di lingkungan dosen maupun mahasiswa UWMY tutur edy terus terus meningkat. Peningkatan ini sebagai bagian penting dalam proses mencapai kampus yang unggul dalam budaya.
Jika pada periode 2020/2021 terbit sebanyak 12 buku, maka pada periode berikutnya jumlah buku yang terbit naik dua kali lipat sebanyak 26 buku. Demikian juga dengan publikasi jurnal internasional dan hak intelektual (Haki) yang meningkat.
"Publikasi internasional naik dari 3 publikasi menjadi 12 publikasi atau naik 300 persen. Dalam bidang HAKI juga mengalami kenaikan sebesar 425% dari 4 HAKI menjadi 21 HAKI," kata Edy
Bagikan