Kampus
06 November, 2023 21:22 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Hasil riset Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu padi Gadjah Mada Gogo Rancah (Gamagora) 7 resmi memasuki uji pasar dengan uji tanam di sembilan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Varietas ini juga dijuluki padi ‘amphibi’ karena memiliki karakter unggul adaptif terhadap perubahan iklim.
Kepala PIAT UGM, Taryono mengatakan area persawahan yang dijadikan lahan uji coba tanam berada di sembilan titik yang tersebar di Pati, Wonogiri, Banyumas, Blora, Cepu dan Ngawi.
“Untuk uji coba di Jawa Tengah, penanaman Gamagora 7 menggandeng pemerintah daerah. Sementara di Jawa Timur, penanaman varietas bekerja sama dengan swasta, yaitu perusahaan Agribisnis Agri Sparta,” jelas Taryono, Senin (6/11/2023).
Gamagora 7 merupakan varietas ketiga yang diluncurkan UGM dan telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Pelepasan Kementerian Pertanian pada 28 Maret 2023.
Taryono menjelaskan riset untuk mendapatkan benih yang tangguh di lahan kering dan lahan sawah telah dimulai sejak 2006. Padi varietas Gamagora 7 berasal dari induk padi Rajalele dari Klaten sehingga secara mutu, bentuk dan rasa sama dengan Rajalele.
“Tujuan riset sejak awal merakit padi yang bisa ditanam di lahan kering tadah hujan dan di lahan sawah untuk menyiasati perubahan iklim dan dampak alih fungsi lahan. Untuk padi Gamagora 7 telah mengikuti uji multilokasi baik di lahan sawah maupun di lokasi tadah hujan di beberapa daerah,” ucapnya.
Taryono menambahkan, di samping bisa ditanam di lahan tadah hujan maupun lahan sawah, padi Gamagora 7 tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe 2, penyakit hawar daun patotipe III, serta penyakit blast ras 033, 073, dan 133. Umur tanaman lebih pendek dari varietas lain, yaitu 104 hari panen.
Kedaulatan Pangan
Data dari beberapa daerah yang telah panen uji potensi angka rata-rata panen yang didapat 7,95 ton per hektar dengan potensi maksimal 9,8 ton padi kering panen.
Sebagai jenis padi yang cocok ditanam di musim kering dan lahan tadah hujan, dan tidak membutuhkan banyak air dan pupuk dalam proses penanaman, Gamagora 7 memberi harapan banyak bagi petani.
“Dengan berbagai keunggulannya tersebut, Gamagora 7 bisa mewujudkan mimpi kedaulatan pangan bagi Indonesia,” ungkapnya.
Salah satu petani dari Desa Guyung Kecamatan Gerih, Ngawi, Gemin Sini yang turut menguji coba padi Gamagora 7 berharap tanaman yang baru berusia 55 hari tanam tersebut akan menghasilkan panen yang baik.
Tanaman padi dari bibit Gamagora 7 milik UGM tersebut ditanam di lahan seluas 1,5 hektare miliknya. Dari masa tanam usia 55 hari, tanaman padi miliknya itu menunjukkan rumpun yang lebih lebat dibandingkan dengan padi berjenis IR 32 yang juga ditanamnya di kawasan yang sama.
“Gamagora 7 ini bagus, anakannya banyak dan cepet hidup, lebih cepat daripada temannya. Beda sama IR. Bedanya anakannya banyak dan cepat belum ada 25 hari sudah penuh biasanya 25 hari masih kelihatan jaraknya,” katanya.
Bagikan