Yatim Mandiri Terus Memperluas Keberadaan Sekolah bagi Yatim Dhuafa

19 Mei, 2022 20:24 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

19052022-Yatim Mandiri.jpg
Direktur Program Yatim Mandiri, Hendi Nurokhmansyah (tengah) saat pembukaan pameran 'Impactful Zakat' dan peluncuran buku 'Jejak-jejak Kemandirian' Rabu (18/5/2022). Yatim Mandiri bakal memperluas keberadaan sekolah bagi yatim dhuafa. (EDUWARA/Setyono)

Eduwara.com, JOGJA – Berbasis pendidikan yang mengarah pada kemandirian, Yayasan Yatim Mandiri bertekad terus memperluas keberadaan sekolah Insan Cendekia Mandiri (ICM) Boarding School. Selama pandemi Covid-19, 1.000 anak yatim dhuafa sudah mendapatkan bantuan pendidikan.

Direktur Program Yatim Mandiri, Hendi Nurokhmansyah menyampaikan keinginan memperluas keberadaan sekolah ICM. Selain didasari anak-anak kehilangan orang tua akibat Covid-19, juga sebagai program pemberian bantuan memandirikan yatim dhuafa dalam jangka panjang.

"Dua puluh delapan tahun kehadiran kami, Yatim Mandiri terus bertumbuh dari sebuah yayasan kecil. Kami memiliki mimpi membantu anak yatim dhuafa untuk meraih cita-citanya. Sinergi dan dukungan baik dari pemerintah maupun pihak lain terus tumbuh setiap tahunnya," kata Hendi dalam pembukaan pameran mini 'Impactful Zakat' di Kota Yogyakarta, Rabu malam (18/5/2022).

Kehadiran sekolah di banyak daerah ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah keberlanjutan pendidikan yang sering dihadapi yatim dhuafa dan masyarakat miskin. Lewat program yang berkelanjutan dan berdampak kuat, selama 15 tahun Yatim Mandiri mendirikan banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal.

"Sekolah yang kami hadirkan memberikan solusi pendidikan yang mana arahnya kemandirian. Model sekolah seperti ini sudah siapkan sejak delapan tahun yang lalu," lanjut Hendi.

Lewat sekolah ICM yang pertama kali didirikan pada 2012, Yatim Mandiri menyatakan setiap tahuna telah menyalurkan beasiswa dari berbagai pihak kepada 20 ribu anak yatim dhuafa untuk bisa melanjutkan pendidikan. Sedangkan untuk program bantuan lain bagi anak dhuafa mencapai 200 ribu per tahun.

"Anak-anak yang lulus dan kemudian bisa mandiri mencapai 2.000 setiap tahun," lanjutnya.

Pandemi Covid-19

Hendi menyatakan pihaknya mengakui keganasan pandemi Covid-19 yang menyebabkan hampir satu juta orang meninggal dunia dan meninggalkan anggota keluarganya menjadi yatim dhuafa. Data yang didapatkan timnya ada sekitar 1.000 anak yatim dhuafa yang terancam tidak bisa melanjutkan sekolah.

"Kami kesulitan mengakses data. Selain itu kesulitan kami untuk bisa mencari informasi awal agar bisa mendapatkan bantuan adalah trauma. Mereka (yang ingin dibantu) selalu menangis ketika kami hubungi," lanjutnya.

Sebagai informasi, sekolah ICM Boarding School yang dihadirkan Yatim Mandiri mengembangkan pengalaman belajar dengan nama '5K' yang terdiri dari kekuatan akhlak, ketangguhan, kecerdasan, kecerdikan, dan kemandirian serta kerjasama.

Digelar di Sellie Coffee Malioboro, pameran menjadi ajang silaturahmi berbagai pihak seperti para donatur dan berbagai lembaga yang mendukung Yatim Mandiri berkiprah memandirikan yatim dan dhuafa.

"Mini Exhibition menampilkan rekam jejak prestasi Yatim Mandiri dari tahun ke tahun sejak 1994 sampai 2022. Selain itu juga ditampilkan beberapa lulusan lembaga pendidikan dan unit program yang berprestasi," jelas Direktur Inspirasi Melintas Zaman Fatchuri Rosidin.

Bersamaan dengan pameran, Yatim Mandiri juga meluncurkan buku berjudul 'Jejak-jejak Kemandirian' yang berisi rangkuman kisah proses kemandirian para alumni Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Ada 17 kisah sukses para alumni MEC diceritakan dengan detail dan apik.