Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) menyambut gembira hadirnya peluang kerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan tinggi di Turki.
Melalui program kerja sama ini, perguruan tinggi di Indonesia dinilai memiliki kesempatan untuk meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai syarat memenuhi target akreditasi internasional.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal ASPIKOM Anna Agustina melalui rilis ke Eduwara.com pada Rabu (22/3/2023).
"Sebagai perwakilan perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Komunikasi, ASPIKOM mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan, memaparkan berbagai hal yang diperlukan perguruan tinggi untuk menjalin kolaborasi dengan universitas di Turki," kata Anna.
Melalui Indonesian Universities Cooperation Summit and Workshop yang digelar di Jakarta pada Selasa (21/3/2023), Anna yang juga merupakan Dekan Fikom Universitas Pancasila Jakarta, menjelaska ada empat bidang yang nantinya bisa dikolaborasikan.
Empat cakupan kolaborasi tersebut adalah kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, kegiatan mobilitas dosen dan mahasiswa, publikasi internasional, dan rekognisi internasional dalam kegiatan inovasi bersama.
"Aktifitas nyata dalam keempat cakupan kolaborasi tersebut adalah universitas di Indonesia bersedia berkolaborasi dalam hal kegiatan pertukaran pelajar-mahasiswa Turki belajar di universitas di Indonesia dan sebaliknya," jelasnya.
Kolaborasi tersebut juga memberikan peluang bagi dosen Indonesia mengajar di kelas-kelas mata kuliah di Turki serta sebaliknya. Lalu dosen Indonesia menjadi penguji tesis di Turki dan sebaliknya, serta dosen Indonesia menjadi reviewer artikel jurnal yang akan diterbitkan dalam publikasi di Turki, selain melakukan riset bersama dan publikasi artikel jurnal ilmiah bersama.
Peluang Kerja Sama
Anna menjelaskan hadir dan adanya keterlibatan universitas Turki dalam Flagship, program yang diadakan Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek) Indonesia, memberikan lebih banyak peluang melalui kerja sama.
"Baik dengan Diktiristek dan atau melalui kerja sama dengan asosiasi keilmuan, atau bisa juga langsung ke universitas atau program studi serumpun untuk meningkatkan kolaborasi yang saya yakin diperlukan oleh kedua negara," ujarnya.
Anna juga menerangkan, melalui program beasiswa ada beberapa insan akademik Indonesia yang telah mengikuti Program Indonesian International Mobility Award (IISMA) di Turki, mereka mendapatkan grant studi 100 persen di Turki.
"Hal ini kami harap dapat lebih dikembangkan dan diseminasikan programnya ke lebih banyak universitas di Indonesia," ucapnya.
Rector of Halic University Zafer UTLU saat pemaparan menjelaskan Indonesia dan Turki memiliki kesamaan dalam sistem pendidikan terutama hal waktu belajar sama. Hal ini memberikan peluang kepada mahasiswa dari Indonesia untuk langsung masuk konversi nilai di semester berjalan.
"Waktu kuliah juga sama, untuk program sarjana 4 tahun, master 2 tahun dan doktoral 4 tahun. Kegiatan ini merupakan salah satu cara baik dalam melakukan hal tersebut. Semoga universitas di Indonesia dapat memanfaatkan kegiatan seperti ini dalam rangka meningkatkan akreditasi internasional," jelasnya.
Sekretaris Diktiristek Suryo Budiono menjelaskan pihaknya memiliki beragam program Flagship yang mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia.
"Kita memiliki program seperti IISMA, Magang Bersertifikat, Kampus Mengajar serta studi atau proyek independen dan lainnya," jelas Suryo.
Kehadiran program ini tidak hanya untuk mendorong SDM Indonesia berkolaborasi antar ilmu tetapi juga mendorong insan akademik berkolaborasi dengan insan akademik di level internasional.
"Tujuan dari semua kegiatan tersebut adalah agar SDM Indonesia memiliki kompetensi yang diakui oleh masyarakat global sehingga mampu bersaing di tingkat dunia," tutupnya.