Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sumaryanto menyebut usai berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), pihaknya oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X diminta mengimplementasikan pendidikan khas Yogyakarta.
"Sebagai kampus yang ranah fokusnya pendidikan, UNY diminta nguri-uri kebudayaan Jawa. Kita diminta berkontribusi terhadap empat pilar penyangga utama implementasi pendidikan khas Yogyakarta (4K), yaitu Kampus, Kampung, Keraton, dan Kantor," kata Sumaryanto, Rabu (11/1/2023).
Diharapkan dengan mengimplementasikan 4K ini, maka akan menjadikan UNY sebagai perguruan tinggi bertaraf internasional.
Secara terperinci, Sumaryanto menjelaskan konsep Kampus yang diminta Gubernur DIY adalah terus meningkatkan kualitas dan kerja sama oleh UNY dengan berbagai pihak, khususnya dunia pendidikan luar negeri.
"UNY saat ini tengah menjalin kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi di Asia, Amerika, maupun Australia. Saya sendiri sudah ke Afrika untuk menjalin kemitraan juga dengan perguruan tinggi di sana," jelasnya.
Sementara pada konsep Keraton, Sumaryanto menegaskan pihaknya tetap akan mendukung berbagai program nguri-uri kebudayaan Jawa agar tetap eksis dan adiluhung.
Pada konsep Kantor, UNY diminta menghadirkan suasana kantor rapi, bersih, dan bernuansa Yogyakarta yang didukung yang ramah, sopan, dan santun.
"Sedangkan di konsep Kampung, UNY dituntut lebih berkontribusi pada pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia maupun sumber daya alam di pedesaan. Kami telah menelurkan program 'UNY Bangun Desa'," lanjutnya.
Berbagai kegiatan pendukung pembangunan di pedesaan yang diinisiasi oleh UNY diharapkan bersinergi dengan instansi vertikal maupun horizontal.
Kampung Emas
Sumaryanto menyatakan program Bangun Desa yang dilaksanakan setiap tahun, selalu dilaksanakan di desa-desa yang dinilai memerlukan pengembangan di seluruh DIY.
"Khusus tahun ini, UNY melalui program tersebut membentuk Kampung Emas yang berpusat di Dusun Krapyak IX, Desa Margoagung Seyegan, Sleman," ungkapnya.
Pemilihan desa ini, menurut Sumaryanto, didasarkan pada kenyataan masih adanya lingkungan yang dari segi pendidikan, sosial maupun infrastrukturnya, terbelakang.
"Kami berada di sana untuk meningkatkan pendidikan. Tidak hanya itu, melalui usaha yang dimiliki, yaitu BUMDes, kami ingin melakukan diversifikasi pada berbagai usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Demikian juga pada seni dan olahraga, kami akan menyiapkan programnya," tutup Sumaryanto.