logo

EduBocil

Di Acara Dalang Ora Kurang Sanggit, Dalang Cilik SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Bakal Unjuk Kebolehan

Di Acara Dalang Ora Kurang Sanggit, Dalang Cilik SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Bakal Unjuk Kebolehan
Brama Kesawa, dalang cilik yang juga siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo. (EDUWARA/Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo)
Redaksi, EduBocil09 November, 2022 21:55 WIB

Eduwara.com, SOLO – Salah satu dalang cilik yang juga siswa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Brama Kesawa akan unjuk kebolehan dalam acara Dalang Ora Kurang Sanggit: Obahe Wayang, Kamis (10/11/2022). Acara itu nantinya digelar di Pendopo Ageng Gendhon Humardani, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo.

Bocah kelahiran Solo, 20 Mei 2013 itu memang memiliki minat yang berbeda. Ketika anak seusianya suka dengan Spongebob Squarepants dan sejenisnya, Brama justru memilih menekuni dunia perdalangan pada usia dini.

Brama yang kini duduk di bangku kelas IV itu mengatakan menyukai dunia wayang sejak kecil.

Ya, kesukaan awal ketika melihat pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Cahyo Kuntadi dan Sukesi. Kebetulan ayahku dalang dan ibuku sinden terkenal serta disekolahkan di sini,” ujar Brama dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Rabu (9/11/2022).

Nantinya, dalam pagelaran wayang kulit, Brama akan berduet dengan rekannya yakni Gelar Pamayang dan membawakan lakon Jabang Tetuka. Pagelaran tersebut merupakan peringatan Hari Wayang Nasional yang diselenggarakan UPT Taman Budaya Jawa Tengah dan Komunitas Dalang Ora Kurang Sanggit (DOKS).

“Selain sekolah, saya juga belajar di Sanggar Madhangkara. Mohon doa restunya semoga mampu menghibur dan memberi pencerahan untuk mendukung Solo the Spirit of Java, serta semoga mampu mendekatkan generasi kekinian cinta wayang,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Jatmiko mengatakan pada tahap usia dini semua aspek perkembangan mulai dari motorik, kognitif, afeksi, dan sosial, mulai dioptimalisasi oleh setiap satuan pendidikan. 

Empat hal tersebut akan berkembang baik dengan pendekatan kemerdekaan jiwa anak sehingga anak-anak sejak dini bisa bangga dengan budaya sendiri, seperti mau belajar jadi dalang. 

“Wayang merupakan warisan budaya nusantara sekaligus warisan budaya dunia atas pengakuan UNESCO yang menetapkan wayang sebagai world heritage pada 7 November 2003,” katanya.

Jatmiko menambahkan, menanamkan tradisi wayang pada anak-anak dengan baik dan benar tentunya akan sangat berpengaruh besar pada pembentukan kebudayaan pada sebuah generasi. 

“Seperti kita ketahui, pada sebagian masyarakat, wayang dijadikan mainan anak-anak dan pajangan. Kalau di sekolah ini ada ekstrakurikuler dan wayang yang bisa jadi tuntunan tidak hanya tontonan, menghibur, dan mendidik karena penggalan kisah yang disajikan tidak hanya sekedar humor, tetapi ada nilai positifnya,” pungkas Jatmiko. (K. Setia Widodo/*)

Read Next